8 | You, Me, and the Kitchen Table

20.8K 857 42
                                    

Vic tersenyum melihat pesan yang baru saja diterimanya.

Dari jendela notifikasi, dia mendapat berita bahwa seseorang baru saja mengirimkan sejumlah uang ke rekeningnya. 

Tentu saja aroma segelas kopi yang diseduh dengan air mendidih sudah cukup untuk membuatnya semangat menghadapi hari barunya, tetapi berita ada transferan completed her day.

"Stop giggling," ujar Ganesa yang baru saja meletakan sebuah mug dengan asap mengepul di hadapan Vic. 

Sebelah alis Vic terangkat. Jemarinya mengetuk di atas permukaan batu marmer, bergerak maju, lalu telunjuknya melingkari jari kelingking Ganesa. "Why? Suara ketawa gue aneh, ya?"

"Nope," jawab Ganesa yang membalas aksi wanita di hadapannya dengan mengeratkan tautan jari mereka. Pria itu menatapnya lurus dan seulas senyum muncul di bibirnya. Senyum yang mampu membuat dada Vic berdebar-debar. Karena setiap kali pria itu menunjukan senyum itu, Vic akan dibuat gila.

"I love your voice," lanjut Ganesa tanpa melepaskan tautan jari mereka. 

Pria itu memutari meja dan kini berdiri sejajar dengan Vic. Satu tangannya yang bebas, meraba paha Vic yang bebas dari balutan kain. Tubuh mungil itu kembali menegang oleh sentuhannya. "Gue cuma nggak suka denger lo ketawa di saat kita lagi di luar kayak gini. You know what will happen when there's just us."

"I wonder what will happen."

"Don't tempt me, Baby Girl."

"It's just ... us."

"Mm-hm, so?"

Vic langsung membuka lebar kakinya dan melingkari pinggang Ganesa. Dia menarik pria itu mendekat. "Kiss me."

"My Baby Girl is hungry, hm?" Berbeda dengan ucapannya, Ganesa menunduk untuk mencium bibir wanita di depannya. Tautan jarinya dilepaskan, kedua tangannya dengan sigap memegangi pinggang Vic, dan mengangkat tubuh wanita itu. Memposisikannya duduk di atas meja bar yang pagi itu begitu dingin. 

Ganesa mengecup rahang Vic. "You'll get tired, Vic."

"I can deal with that," desah Vic saat Ganesa mencium tubuhnya di balik balutan kaus longgar seraya melepaskan celana dalamnya. "But I'll get sick if you don't touch me."

Napas Vic tersekat ketika jari Ganesa menyentuh bagian sensitifnya. Pria itu, dengan senyumannya yang membuat Vic lupa diri, menggodanya di bawah sana. "Sakit apa?"

Sambil menggigit bibirnya, Vic menjawab, "penyakit kangen."


✿✿✿


"I smell something fishy."

Jacob menenggak habis air mineralnya lalu meletakan gelas di meja bar. Dia menopang dagunya dan menatap bergantian Ganesa dan Vic yang—secara aneh dan tidak manusiawi—sudah menguasai dapur sejak dirinya tiba. It's not even 8am yet!

Ganesa melirik Jacob yang duduk di sampingnya. "Kita emang lagi ngebahas ikan, 'kan?"

Wajah Jacob terlihat memberengut saat dia melihat kertas di atas meja yang sejak tadi dicoret-coret oleh Vic. "Not that fish," katanya sambil memutar mata. "Please let me know which menu will have fish and what not. Actually, can you separate them?"

"Kayaknya mendingan nggak usah pake menu ikan, ya?" Vic menyilang menu olahan ikan dari daftar makanan yang akan dia siapkan untuk hari bersih-bersih nanti. "Jacob nggak suka ikan and robyn is allergic."

When He Text You After MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang