45| ULILA-1 (A)

5.1K 433 47
                                    

🔞🔞🔞

Warning:

Mentioning of sexual acts, harrasment, and blackmail.

🔞🔞🔞


Sebuah jip putih menepi tepat di parkiran sebuah kafe di kawasan Kayu Putih. Setelah mematikan mesin, si pengemudi mulai melepaskan sabuk pengaman di badannya serta di badan penumpang di sebelahnya.

"Rise and shine, Baby Girl." Ganesa menepuk bahu Vic yang tertidur di kursi penumpang. "Wake up now or you want my lips to wake you up?"

Matanya masih terpejam saat bibirnya menyunggingkan seulas senyum. "Depends on where you kiss."

Ganesa mencondongkan tubuhnya, tangan kanannya membuka kunci pintu, sementara yang kiri memegangi dagu Vic dan menarik wajah mungil itu mendekat. Dengan lembut dia mengklaim bibir yang dipoleskan warna merah muda mengilat. 

Semua inderanya bisa merasakannya. Ada aroma buah beri serta rasa manis yang mengingatkannya pada biskuit home made, bibir itu teraba kenyal dan membuatnya ketagihan dan ingin terus menelusuri, menambah rangsang demi rangsang yang membuat darahnya mengalir ke bawah—oh, goodness! Kalau bukan posisi mereka di dalam sebuah mobil dengan kaca yang nyaris transparan di sebuah tempat parkir, Ganesa ingin segera melampiaskan napsunya sekarang juga.

"You're still hungry, hm?" goda Vic sambil menjilati bibir bawah Ganesa.

"Can't get enough of you, Baby Girl."

"Can you do it again? The thing you did  earlier in my room?"

"Yang mana, tuh?"

"The tease that sent me over the edge."

Ganesa berpura-pura berpikir serius. "Not sure which one but I can make you come anytime you want."

"Ada hotel di dekat sini."

"I'm not a scholar. Please explain it in our language."

Vic tertawa lalu mengecup bibir pria itu. "Gue masih kangen Buckbeak."

Kali ini giliran Ganesa yang tertawa. Pria itu menggeleng takjub dan mereka berdua keluar mobil setelah mengenakan masker.

Sambil bergandengan tangan, mereka memasuki kafe.

Orang yang ingin Vic temui sudah menunggu di salah satu sudut ruangan. Wanita itu terlihat sedang sibuk memotret dirinya ketika Vic menghampiri.

"Vic!" ujar Thalia bersemangat. Dia sempat berhenti untuk memandangi Ganesa dan alih-alih menyapa Vic, wanita itu langsung mengulurkan tangannya pada Ganesa. "Thalia. Nathalia. And you are ...."

"Ganesa, tapi biar akrab panggil—"

"Nggak usah terlalu akrab," potong Vic sambil mencubit lengan Ganesa yang digandengnya.

Thalia tertawa dan membiarkan Ganesa menjabat tangannya.

"I'll let you girls have fun. If you need someone to accompany, call me," ujar Ganesa dengan sebuah kedipan mata. Dia mengusap bahu Vic, membisikan akan memesan sesuatu, dan menunggu di sudut lain kafe.

Dua wanita itu mendudukan diri. Mata Thalia masih tidak bisa beralih dari sosok pria yang baru saja ditemuinya itu. "Boyfriend?"

"Friends."

"With benefits," tebak Thalia sambil mengangkat kedua alisnya. "Jadi, rumor yang beredar bener, ya? Lo tinggal bareng sama cowok yang biasa bareng di IG Story?"

When He Text You After MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang