Ada yang kangen Kanza?😂😁Hans menatap Rani yang begitu berantakan. Wajahnya pucat, tubuhnya makin kurus. Ia baru pulang dari luar kota, ia sangat sibuk hingga tak mengetahui apa yang terjadi pada wanita yang ia cintai ini.
"Ran, ada apa?" Hans memegang tangan Rani.
Wajah Rani memerah, air matanya menumpuk pada dua bola matanya. Berapa kali ia menangis dalam sehari? Berapa banyak sudah ia menderita?Ia masih terisak, tidak sanggup melihat tatapan Hans yang begitu penasaran.
"Kanza, hiks."
Rani menangis terisak perlahan dan semakin keras.
"Ka, Kan, Kanza."
Bahkan mengucapkan kata Kanza lidahnya keluh. Hatinya begiti sakit, seakan ia ingin mati sekarang.
Hans melepas tangan Rani dan bersimpuh di hadapan Rani."Kanza kenapa?" Tanya Hans matap Rani dengan lembut.
"Kanza hilang Hans."
Hans memeluk tubuh Rani yang begitu lemah.
"Aku, aku cuman punya Kanza. Mereka ambil Kanza. Udah lebih dari seminggu."
Rani tidak membalas pelukkan Hans. Tubuhnya lemah. Ia jarang makan, ibu mana yang akan napsu makan jika buah hatinya hilang?
"Aku akan cari Kanza, cari Kanza untuk kamu. Aku janji."
Setelah mendengar kalimat itu, Rani tal sadarkan diri.Sedangkan Hans masih menopang tubuh lemah Rani. Ia datang ingin meminta jawaban Rani. Tapi sepertinya tidak mungkin. Rani pasti sanga terguncang. Ia paham perasaan Rani. Ia harus menemukan Kanza secepatnya. Rani seperti kehilangan gairah hidup. Mata Rani bengkak, entah sudah berapa banyak air mata wanita cantik ini keluarkan?
Sedangkan tidak jauh dari rumah Rani, Hiro di dalam mobilnya melihat Rani yang masih dalam pelukkan pria bernama Hans. Pria yang Kanza ucapkan dengan bahagia sebagai papa. Ia mencengkram dengan kuat setir mobilnya. Wajahnya mengeras. Jika saja mamanya tidak melakukan semua ini, ia tidak akan terjebak pada posisi menyedihkan ini.
Hiro menarik sudut bibirnya sinis, dulu dirinya terlalu obsesi menghancurkan Saga dengan memanfaatkan Ningrum. Lalu ia mengabaikan Rani yang menyatakan perasaannya, lalu malam itu Rani mabuk dan terkena obat perangsang. Ia memang brengsek dan bajingan.
Penyesalan benar-benar datang terlambat. Sekarang Kanza benar-benar tidak di temukan. Walau satu minggu telah berlalu. Anak buahnya ia kerahkan belum menemukan Kanza. Hiro melajukan mobilnya pergi. Semua kesalahannya tidak bisa dimaafkan. Ia juga telah menyia-nyiakan Rani dulu. Seandainya dulu ia tidak mengikuti mamanya dan terus mencari keberadaan Rani semua tidak akan seperti ini.*
Hiro memasuki pekarangan rumahnya. Seperti biasanya ia selalu pulang malam.
"Mama heran dengan kamu, kamu sudah punya keluarga seharusnya mengurus Melodi dan Dian bukannya keluyuran mengikuti wanita jalang itu."
"Berhenti mengatakan Rani jalang."
Hiro menekan amarahnya agar tidak meledak. Ia terlalu marah dengan mamanya."Ma, apa hati mama gak tergerak? Kanza cucu mama, dia hilang sekarang. Dia darah daging aku ma. Anak aku."
Hiro menatap mamanya frustasi. Selama ini ia berbakti pada mamanya. Ia menyayangi mamanya. Mengikuti keinginan mamanya.
"Sampai kapanpun mama gak terima Kanza sebagai cucu mama. Cucu mama hanya Melodi."
Hiro tertawa hambar. Mamanya benar-benar berubah. Ia tidak mengenal lagi sosok mamanya.
"Ma-"
"Buka mata kamu, bagaimana perasaan Melodi kalau tahu kamu punya anak lain? Mungkin Dian selama ini diam. Apa kamu pernah tanya perasaannya?"
Potong mama Hiro cepat.
Hiro tersenyum sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate And Love(END)
RomanceAku dan segala kenangan di kota metropolitan. Segala pergaulan anak muda. Membawaku pada rumah kecil di kota ini. Dengan pelitaku yang cantik. Buah hatiku yang hadir tanpa sosok ayah. Tentu saja sampai detik ini aku sendiri tidak tahu siapa ayah bay...