Rani menangis histeris saat mendengar berita Kanza hilang. Sedangkan Akio memeluk mamanya menenangkan.Hiro berbicara ditelpon dengan serius. Setelah Kanza berlari pergi ke rumah sebelah, yang ia tahu adalah rumah seorang pengusaha sukses. Salah satu pengawal yang mengikuti Kanza mengabarkan puterinya diculik. Ia mencari tahu pemilik rumah itu. Seorang pria muda bernama Rega. Mungkinkah itu adalah musuh dari Rega. Bukankah pria itu seorang detektif. Tidak sulit mendapatkan informasi tentang Rega.
Ia meminta anak buahnya mengikuti dari belakang agar mereka tidak curiga.
Hiro melangkah menuju Rani yang masih terisak. Ia trauma dengan hilangnya Kanza. Jantungnya seakan direnggut paksa.
"Aku berjanji akan membawa Kanza kembali."
Hiro memegang tangan Rani seakan menenangkan, lalu melangkah pergi.
*
Kanza tersadar dari pingsannya. Matanya menatap sekeliling, tempat ini sebuah gudang. Matanya mengarah pada berapa orang pria berbaju hitam sedang membakar api unggun dalam sebuah drum kecil.
Seperti dejavu ia pernah berada di posisi ini. Kanza menatap sosok berjas hitam yang sedang menelpon dan membelakanginya.Kanza menatap tubuhnya yang diikat dan mulutnya yang dilakban. Sial, mereka pikir ia adalah dos untuk menaruh barang. Bagaimana ia bisa mengibul orang-orang ini? Bergerak saja ia tidak bisa. Mereka benar-benar mengantipasi agar ia tidak kabur.
Tapi siapa mereka? Tidak ada satupun yang ia kenali.Tapi kenyataan satupun tak dikenali harus pupus saat matanya bersitatap dengan pria itu.Pria yang baru kuncul. Kenyataan pahit model apa ini. Bukan hanya pria itu, ada seseorang yang pernah ia lihat. Pria yang menatapnya dengan tatapan dingin dan menakutkan.
"Kanza."
Panggilan itu seperti nyanyian maut. Pria ini iblis. Kanza susah payah berontak tapi tubuhnya bahkan tak bergerak. Pria yang ia kenali ini penjahat.
"12 tahun sudah berlalu. Ah, kudengar kamu kembali dipelukkan mama dan papa? Kasihan sekali itu adalah waktu terakhir kamu melihat mereka. Aku mencarimu selama ini."
Mata Kanza memerah. Pria ini iblis. Dulu pria ini yang juga menyekapnya. Lalu pergi begitu saja. Hingga kejadian tragis itu terjadi. Entah bagaimana ia bisa dirawat Abah.
"Bagaimana?"
Pria itu bertanya pada salah satu anak buahnya.
"Kami sudah memeriksa semuanya, tapi cip itu tidak ditemukan."
"Mungkin Danang sudah menghilangkan cip itu Sat."
Satrio berbalik menatap pria paru baya yang lebih mudah di hadapannya dengan emosi yang tergambar jelas.
"Aku yakin Danang tidak sebodoh itu. Penghianat itu pasti memberikan pada anak angkatnya ini."
Kanza terpaku saat pria bernama Satrio yang lebih tuah dari papanya menatapnya mengejek.
"Kasihan sekali. Danang yang kamu panggil papa itu adalah pria yang menculik kamu. Lalu berhianat dengan membawa sesuatu yang harusnya tak ia bawa."
Kanza merontah. Tidak mungkin Abahnya melakukan hal sekeji itu. Ia merasa dihianati dua kali sekaligus.
pria itu malah tertawa makin mengejek."Dia salah satu dari kami. Tapi lebih baik dia mati, dari pada kehidupan kami terusik."
Kanza menggeleng kuat. Tidak percaya dengan kenyataan yang ada.
*
Suara perkelahian di luar terdengar. Hingga salah satu anak buah Satrio tersungkur tepat di hadapannya.Hiro masuk sambil mengebas jas hitamnya. Ia tersenyum sinis menatap Satrio yang tanpak kaget. Ternyata pria tua yang hampir mati ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate And Love(END)
RomanceAku dan segala kenangan di kota metropolitan. Segala pergaulan anak muda. Membawaku pada rumah kecil di kota ini. Dengan pelitaku yang cantik. Buah hatiku yang hadir tanpa sosok ayah. Tentu saja sampai detik ini aku sendiri tidak tahu siapa ayah bay...