Jangan lupa mampir di IG aku yah.
@dewhylhoe biar bisah lihat spoiler dari Hate and Love.
Ada yang kangen Kanza? Kanza sama mamanya lagi debat di instagram wkwkw🤣Rani
Kanza
Hiro
Dian gemetar membaca setiap kalimat pada kertas putih yang ia pegang. Ia menggigit bibirnya tak kuasa menahan sedih. Ia melakukan semua ini demi Melodi. Walau ia merasa egois, tapi sekuat apa dirinya menyembunyikan bangkai akhirnya tercium juga.
"Bisakah kita tidak bercerai?"
Hiro tersenyum sinis. Dian memang wanita ular. Mungkin saja kulit wanita ini lebih tebal dari domba.
"Tidak ada alasan pernikahan ini bertahan."
Dian meremas surat cerai yang ia pegang.
"Melodi butuh kamu. Dia sayang sama kamu."
Hiro tertawa hambar. Selama ini dibodohi oleh Dian. Apa wanita ini pikir ia akan bertahan? Sungguh tidak punya malu.
"Puteri kandungku sendiri sekarang tidak tahu keberadaannya."
Hiro mengatup rahangnya. Matanya menajam. Dian tercekat menatap tatapan mata Hiro yang seakan membunuhnya."Kamu bilang Melodi? Bahkan dara dagingku sendiri tidak pernah aku berikan kasih sayang."
Hiro meremas dagu Dian penuh emosi. Matanya mengelap. Ia mencekik Dian seakan ingin membunuhnya.
"Bos ini rumah sakit."
Hiro mendorong tubuh Dian penuh emosi."Tanda tangani atau sesuatu yang buruk terjadi padamu."
Dian meluru jatuh pada lantai rumah sakit. Hiro tidak main-main. Hiro akan membunuhnya. Dengan tangan gemetar Dian menandatangani surat cerai mereka. Setelah itu Hiro melangkah pergi. Sejenak berhenti melirik dari balik pintu kaca, Melodi yang terbaring di atas brankar rumah sakit. Hiro melangkah pergi. Diikuti asistennya.
Jika saja sedari dulu ia mencari tahu kebenaran Melodi bukan puterinya, pasti semua ini tidak akan terjadi. Jika saja ia tidak mengikuti semua kemauan mamanya. Semua terlambat. Ia harus menerima takdir yang tidak diinginkan ini.Kaki Hiro berhenti melangkah.
"Ku mohon jangan tinggalkan kami. Ku mohon jangan ceraikan aku."
Hiro mengeraskan wajahnya, ia memegang tangan Dian dan menghempaskan begitu saja.
"Kamu adalah penghancur hidupku."
Setelah mengatakan kalimat yang menyakitkan untuk Dian, Hiro melangkah pergi. Seandainya wanita itu tidak obsesi padanya, semua ini tidak akan terjadi.
Melodi, ia menyayangi gadis manja yang selalu memanggilnya papa. Gadis kecil yang selalu tersenyum menyambutnya walau ia sering larut. Gadis kecil yang begitu ia sayang, ternyata bukan puteri kandungnya. Ia menyakiti puteri kandungnya. Ia menyakiti darah dagingnya. Bahkan ia belum sempat memberikan senyum pada Kanzanya. Rani pantas mengatakannya bajingan. Sekarang puterinya dinyatakan antara hilang dan mati. Jasad puterinya belum ditemukan sampai sekarang. Kenapa ia harus menyia-nyiakan waktu untuk puteri yang salah? Kenapa ia harus bodoh bertahun-tahun? Hiro masuk ke mobilnya. Dua matanya memerah. Pria dewasa sepertinya juga manusia. Ia juga punya perasaan. Hatinya juga hancur.'Ma Kanza gak suka om ini.'
Setiap kali bertemu dengan Kanza, puterinya akan berkata tidak menyukainya. Ia ingat Kanza begitu mebencinya. Ia yang salah, dirinya terlalu memperhatikan Melodi hingga menyakiti puteri kandungnya. Tatapan mata yang menatapnya marah dan benci. Tatapan benci yang tidak bisa ia sentuh untuk memperbaiiki semuanya.
Air matanya luruh juga. Hiro memegang erat setir mobilnya, lalu memukul dengan emosi. Sekarang Rani lebih hancur lagi. Wanita itu tertidur di apartemennya. Rani di rawat di sana. Dirinya benar-benar menjadi bajingan.Hiro baru saja akan melajukan mobilnya, dengan cepat ia merem mendadak. Hiro menyatukan rahangnya. Dengan cepat ia keluar dari mobil. Hiro menatap tajam Dian yang merentangkan tangannya, menghalangi mobilnya.
"Please Hiro, setidaknya sekarang kamu temuin Melodi. Dia nyari kamu."
Dian menangis memohon. Puterinya baru sadar, dan orang pertama yang ia cari adalah Hiro.
"Melodi cari kamu. Hanya mau kamu."
Hiro memilih masuk mobil dan melajukan mobilnya. Mungkin ini lebih baik. Melodi memang tidak salah, gadis kecil itu tidak bersalah. Tapi lebih baik ia menjauh dari Dian dan Melodi. Biarlah Dian menceritakan yang sesungguhnya pada puterinya. Hiro terus melajukan mobilnya, tidak peduli dengan Dian yang meneriaki namanya.
**
Di sisi lain, Rani membuka kelopak matanya. Dengan lemah ia menatap sekeliling. Kepalanya berdenyut sakit.'Kanza.'
Suaranya belum kembali. Rani menangis lagi. Ia lemah, lemah sekali. Bagaimana Kanza sekarang? Apa benar puterinya telah meninggal?Ia selalu memohon pada Tuhan sebelum tidurnya. Memohon puterinya kembali. Dengan sekuat tenaga ia bangkit. Rani menatap sinis sekeliling. Benar ini kamar yang sama dengan waktu itu. Kebenciannya pada Hiro benar-benar mendarah daging. Ia bersumpah akan membunuh Hiro jika Kanzanya benar-benar tiada. Dirinya yakin hilangnya Kanza bersangkutan dengan keluarga Hiro.
Rani mengatupkan rahangnya. Rani mengangkat wajahnya saat pintu kamar ini terbuka. Rani menatap sinis pria yang sangat ia benci. Hiro juga terpaku menatap Rani yang menatapnya tajam. Tatapan benci begitu banyak di mata Rani."Kamu sudah sadar?"
Hiro melangkah masuk. Rani masih menatap tajam. Jika saja ia bisa bersuara. Ia akan mencaci maki pria di hadapannya ini. Hiro perlahan mendekat dan duduk di tepi ranjang.
"Apa kamu haus?"
Hiro mengambil gelas berisi air. Rani menerima dengan tangan gemetar menahan emosinya.Dengan cepat ia menyiram hiro dan memecahkan gelas.
Hiro menahan tangan Rani yang berusaha mengambil serpihan kaca gelas yang pecah. Hingga keduanya berhenti saat pipi Hiro mengeluarkan darah.
Rani benar-benar sangat membencinya. Hiro membuang serpihan kaca yang menggoresi pipinya. Ia menggenggam tangan Rani yang juga berdarah."Maaf."
Hanya kata maaf yang Hiro ucapkan.
Jangan lupa Novel Istri Ndeso sang dokter. Jangan sampai lewat waktu open POnya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate And Love(END)
RomanceAku dan segala kenangan di kota metropolitan. Segala pergaulan anak muda. Membawaku pada rumah kecil di kota ini. Dengan pelitaku yang cantik. Buah hatiku yang hadir tanpa sosok ayah. Tentu saja sampai detik ini aku sendiri tidak tahu siapa ayah bay...