34

7.3K 546 38
                                    

Udah update ya. Thanks karena kalian cerita ini jadi lebih hidup🤗😘

Hiro menatap wajah Rani yang pucat. Wajah datarnya berubah. Matanya berkaca-kaca.

"Maaf."
Hiro mengelus rambut Rani dengan lembut. Perempuan ini tak bergerak sama sekali.

Flash back On

12 tahun yang lalu setelah mamanya masuk penjara. Ia berlutut dalam derasnya hujan. Bukan hanya Rani yang kecewa. Ia juga hancur. Ia begitu menghormati dan menyayangi mamanya sejak pspanya meninggal. Sejak Rani pergi, ia mencari wanita itu. Ia ingin bertanggung jawab. Tapi semuanya harus pupus saat mamanya menjodohkannya dengan Dian. Dian adalah anak teman papanya. Perempusn itu begitu menyukainya hingga terbukti jika Melodi bukan anaknya. Kanza, adalah dara dagingnya yang mamanya jual. Ia juga hancur saat takdir Tuhan begitu kejam. Semua orang melihatnya selalu baik-baik saja. Tapi tidak nyatanya. Seminggu setelah kejadian, Rani menjadi gila. Setiap hari selalu bermain boneka yang ada di Kamar Kanza. Kadang meneriaki nama Kanza. Lalu semakin menangis menjadi-jadi. Hingga dokter menyatakan Rani hamil. Mana mungkin ia lepas tanggung jawab. Walau Rani gila ia tetap menikahinya. Ia benar-benar mencintai Rani. Sangat mencintai Rani. Hingga puncaknya Rani melahirkan Akio puteranya yang hadir di tengah kepelikkan ini. Akio bahkan sangat membencinya. Setiap pulang sekolah wajah puteranya selalu babak belur. Ia gagal menjadi ayah yang baik. Kanza hingga sekarang dinyatakan hilang. Entahlah, ia takut. Takut jika Kanza benar-benar telah tiada. Ah, tidak. Karena ia tidak ingin memikirka hal aneh. Ia menyibukan dirinya dengan bekerja dan mengurus Rani.

Flash back off

"Maaf karena aku gak bisa nepati janji aku."

Hiro terisak pelan. Seberap kuat ia sebagai pria untuk tidak menangis? Pada akhirnya ia menangis juga. Mungkin sekarang Tuhan sedang memintanya membayar semua dosa masa lalunya. Rani yang gila dan Akio yang sangat membencinya.
Beban ini semakin berat. Tapi ia tidak menyerah. Hingga sekarang ia masih mencari Kanza.

"Makan dulu ya."
Hiro menyuap Rani yang masih setia menutup mulutnya.

Akio hanya menatap dari jauh. Ia begitu membenci papanya. Yang ia tahu, mamanya gila karena papanya. Semua orang di rumah ini tidak ada yang ingin membuka mulutnya. Jika saja bukan karena papanya mungkin ia bisa merasakan kasih sayang mamanya.
Akio perlahan mendekat ia memilih masuk ke kamarnya. Tadi ia melihat punggung papanya bergetar. Mungkinkah papanya menangis? Tidak peduli dengan semua yang papanya lakukan. Baginya semua yang dilakukan adalah sia-sia. Ia bahkan tak punya arah hidup.

"Akio!"

Akio menghentikan langkah kakinya ketika Hiro memanggil namanya. Remaja dengan pakaian seragam SMP berantakan itu berbalik. Hiro menatap tajam Akio yang penuh memar.

"Kamu berulah lagi?"

Hiro berdiri menatap penuh marah pada puteranya. Selalu saja berbuat ulah, jika bukan menyandang namanya mmungkin Akio benar-benar sejak dulu sudah dikeluarkan. Akio hanya diam, tidak peduli dengan omongan papanya.

"Papa dapat telpon kamu tidak ke sekolah. Kemana kamu hah?"

Hiro benar-benar marah. Akio benar-benar tumbuh menjadi liar. Ia sadar sikap Akio karena kurang kasih sayang. Ia bekerja untuk mereka.

"Apa peduli papa? Bukankah aku anak yang gak diinginkan?"

Hiro tertegun. Wajah Akio terlihat datar. Ia sudah tidak peduli dengan semuanya. Ia baru kelas 2 SMP. Tapi tabiatnya sudah buruk, ia ikut tawuran dengan anak SMA, bahkan berkelahi dengan anak seusianya.

"Berhenti bicara Akio. Papa lakukan semua demi kamu. Jangan hancurkan hidup kamu."

Akio tertawa pelan.

Hate And Love(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang