9. Balas dendam (1)

803 78 9
                                    

D-2 Lomba debat bahasa Inggris.

Saat ini Namjoon berada di perpustakaan sekolahnya, sedang berlatih bersama guru untuk terakhir kalinya. Hari ini hari terakhir nya berlatih, besok istirahat full satu hari tanpa latihan.

"Sampai disini latihan debat hari ini dan jangan lupa dipelajari lagi ya, Namjoon. Hari ini hari terakhir berlatih dan besok gunakan waktumu untuk beristirahat dengan baik. Lusa sudah dimulai lombanya, itu lomba pertama mu. Ibu harap kamu bisa memenangkan lomba tersebut, jika kamu belum bisa memenangkan lomba debat tersebut jangan bersedih jadikan saja pembelajaran untuk Namjoon."

"Iya Bu, terima kasih atas bimbingannya hari ini. Namjoon permisi dulu." Namjoon membungkukkan badannya setelah itu merapikan mejanya dan kembali ke kelas untuk mengambil tas nya.

Hari semakin sore mungkin kelas sudah selesai sejak tadi. Sekolah pun agak lenggang, hanya beberapa anak yang masih ada disekolah kemungkinan mereka ikut eskul.

Namjoon berencana pulang sendiri hari ini, menaiki bus dan ingin berjalan-jalan di sekitar komplek perumahan nya. Selama dua Minggu ini dia suntuk belajar terus, sudah lama ia tak main bersama Abangnya maupun temannya.

'cklek'

Namjoon membuka lokernya, beberapa surat dari pengagum rahasianya dan beberapa sticky notes dari teman sekelasnya tentang pr dari beberapa pelajaran yang Namjoon tinggal karena latihan untuk lomba debatnya.

Namjoon sangat bersyukur memiliki teman yang saling peduli tanpa melihat dari kasta ataupun harta. Mereka memperlakukan sama saja dan saling menolong.

"Huft, sebal aku karena surat-surat ini. Kenapa sih harus aku yang mendapatkan itu." Namjoon membawa surat itu ke rumah dan dibaca.

Setelah itu? Setelah itu dia akan meng-kardus kan semua itu, menurut Namjoon itu tidak penting sama sekali, isinya tentang betapa manisnya Namjoon dan ungkapan suka. Hey, kita masih sekolah fokuslah pada pelajaran mu.

Namjoon berjalan kearah lorong keluar, semakin lama suasananya semakin mencekam. Namjoon merasa kalau dia diikuti seseorang, dia sering menengok kebelakang tetapi tidak ada siapapun. Namjoon mempercepat langkahnya dan-

"Akkh!" Namjoon ditahan beberapa orang. Mereka menutup mulut Namjoon dengan lakban dan mengikat tangan Namjoon dengan tali. Setelah itu membawa Namjoon keluar dari sekolah.

"Shit, mereka membawa Namjoon ku kemana? Tak akan kubiarkan kalian menculik kesayanganku."

---•••---

Namjoon meronta-ronta ingin dilepaskan, beberapa kali mencoba teriak meminta pertolongan. Apa daya kini mulutnya dilakban dan dia diikat di kursi, air matanya mengalir deras di pipi gembil nya. Apa salah Namjoon Ya Tuhan? Kenapa harus Namjoon yang diculik? Saat ini Namjoon tengah disekap di gudang tua.

"Sstt, jangan menangis anak manis. Menurutlah kalo tidak terima akibatnya." Ucap seseorang itu sambil mencengkeram dagu Namjoon.

"Irene, kenapa kita harus menangkap adiknya? Kenapa kita tak memberi pelajaran saja kepada Yoongi?"

Perempuan yang dipanggil Irene itu menatap tak suka kepada Namjoon. Lalu dia melepaskan dagu Namjoon dengan kasar. "Aku ingin bermain-main sedikit dengan adiknya, sedikit mengancam Yoongi agar mau berbalik kepadaku lagi, Joy."

"Hm, sedikit jahat aku suka itu. Kau tau aku sangat benci kepadanya karena telah merebut hati Kim Seokjin dariku." Yeri menjambak rambut Namjoon dengan keras.

"Akkh." Erangan sakit dari Namjoon, karena Seulgi melepas lakban dari mulutnya dengan kasar.

"Eh, maaf emang sengaja hihihi." Seulgi tertawa seperti psycho.

Sweet and Bitter | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang