10. Balas Dendam (2)

743 78 2
                                    

20.00
Kim's House

'Prang'

Pigura berbingkai emas jatuh ke lantai. Yoongi yang sedang menonton televisi di lantai dasar terkejut. Yoongi berdiri dan berjalan kearah bunyi itu berasal.

"Ck, kenapa bisa jatuh?" Yoongi mengambil pigura yang berisi foto Namjoon yang sedang memegang piala lomba Cerdas Cermat.

"Kenapa perasaan Gue nggak enak ya?" Yoongi memungut pecahan kaca pigura tadi. Jarinya terkena serpihan kaca. "Aduh~ sshh."

Setelah mengobati tangannya dan membersihkan serpihan kaca tadi, Yoongi merasa Namjoon sedang terlibat dalam masalah. Dia tidak mengalihkan pandangannya sama sekali, hanya memandang pigura tersebut.

'Ting'

'1 pesan dari Joon-ie'

[Bang, Gue lagi nginep di rumah Jinyoung. Kagak usah khawatir, kagak usah nyariin Gue. Tidur yang pules aja, bye~]

Hati Yoongi tenang sedikit. Namjoon sedang menginap di rumah sepupunya. Tanpa diketahuinya, Jinyoung sedang berada di luar kota semenjak kemarin.

---•••---

"Bagus nggak komentar apapun." Irene meletakan ponsel Namjoon ke tas Namjoon kembali, tak lupa Dia mematikan ponsel itu. Hm, cerdas sekali Irene. Sebenarnya Irene lah yang menulis pesan itu kepada Yoongi.

"Uhuk-uhuk." Namjoon terbatuk-batuk, Ia menghirup nafas sedalam-dalamnya. Sesak nafasnya kambuh, gudang ini pengap dan berdebu.

"Namjoon, minum lah air ini." Wendy menatap sendu laki-laki yang telah mencuri hatinya ini yang tengah terikat di kursi. Dia tak tega melihat Namjoon diculik oleh teman se-perkumpulannya, hanya demi Irene yang ingin kembali ke Yoongi dan harta dari kakak Namjoon itu.

Namjoon menatap sayu Wendy. Ada setitik perasaan takut kepada gadis yang notabenenya kakak kelasnya.

Wendy menolehkan kepalanya ke arah kanan ataupun kiri, tak ada siapapun disekitarnya. Wendy tersenyum tulus. "Air ini aman Namjoon, aku tak seperti mereka. Trust me." (-it works kenapa jadi iklan wkwk)

"Ma-mana kak?"

Wendy membantu Namjoon meminum air itu. Baru dua teguk botol itu melayang ke samping.

"Wendy, elu ngapain?!" Seulgi lah pelaku pembuang botol itu. Dia menatap nyalang Wendy.

"Gi, kasian Namjoon. Biarin Dia minum, Namjoon kambuh nanti parah gimana?" Suara Wendy bergetar dan mencoba melawan tatapan nyalang dari Seulgi.

"Bagus dong sekalian aja sekarat, cih lemah. Semakin bertekuk lutut Yoongi nanti." Sahut Irene yang entah datang dari mana.

"Asal Lu tau, kakak-kakak sekalian. Gue gak berharap lahir dengan tubuh lemah tapi Tuhan memberikan gue kelebihan otak setara Albert Einstein, jadi gimana dong?" Namjoon tersenyum mengejek. Irene and the genk hanya diam.

"Cih, gitu aja gak bisa bales perkataan Gue. Apa yang bisa diharapkan dari Kim Yoongi. Dia aja selalu minta ajarin pelajaran ke Gue dan selalu minta jajanin Gue. Masih berharap sama Yoongi, setelah tau keburukannya?" Lanjut Namjoon.

'Bang Yoongi maafin Namjoon, ya? Udah ngejelekin Abang tapi ini demi menyadarkan nenek lampir.' Batin Namjoon. Dia meringis kala mengingat amarah Abangnya tersulut gara-gara Dia.

Namjoon terhuyung ke samping karena tamparan dari Irene. Dia menggemeretakkan gigi nya menahan sakit dan panas di pipinya.

"Adek macam apa Lu, ngejelekin Abangnya sendiri." Ucap Irene setelah menampar Namjoon. Irene meletakan tangannya disandaran kursi Namjoon dan mendekatkan wajahnya ke Namjoon. "Sekali lagi Lu ngejelekin Yoongi, mampus Lu."

Sweet and Bitter | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang