63. Thank you for-(2)

179 11 2
                                    

"Langsung dimatiin teleponnya." Jaebum merasa bersalah setelah memberitahu hal tadi kepada Jungkook.

Akhirnya anak kelas 12 IPA 1 itu berdiam diri duduk melingkar di depan kelas. Menunggu Jungkook kembali dari jalanan. Cukup lama padahal jaraknya hanya sekitar 100 meter dari sekolahan.

'Klik!'

Lampu di kelas tiba-tiba saja padam dan pintu terbuka lebar secara tidak langsung angin dan dedaunan masuk kedalam kelas. Ada siluet tubuh nampak memasuki kelas 12 IPA 1.

"S-siapa itu njir?" Tanya Rose sambil berpegangan pada Jisung yang deket sama dia.

"Teman-teman maaf ya~" Suara mendayu itu mirip dengan Jimin dan bikin teman-teman satu kelas sigap mundur ke belakang kelas.

"Please deh jan gentayangan disini, gue minta maaf kalo gue suka gangguin elu!" Teriak histeris Eunwoo, jadi teringat dia suka godain Jimin.

"Min, gue juga minta maaf karena suka ngejek elu tapi sumpah gue gak bermaksud ngejek kok huhu~" Jinyoung menangis dengan kedua tangan mengatup jadi satu bermaksud meminta maaf.

"Jimin mochi gue, maafin kita semua ya kalo ada salah. Kami harap elu tenang di sana dan jangan gentayangan di sekitar kami." Jisoo menjadi perwakilan para ciwik-ciwik untuk meminta maaf.

"Hahaha~"

Semua terkesiap mendengar suara tawa khas Jimin, bikin merinding. Ini persis di film horor yang biasa mereka tonton bersama-sama. Jimin melangkah maju dan gerombolan itu semakin memojok seraya berpelukan tak memikirkan gender satu sama lain.

"Bunda!! Tolongin Jinyoung hhuweee!!"

"Tolong!! Tolong!! Siapapun tolong!!" Jejeritan berasal dari anak-anak cewek.

"Ssttt~ gue masih hidup anjir hahaha~" Jimin tertawa berguling-guling di lantai kelas, karena melihat teman-temannya histeris melihat dirinya.

"Hah? Elu masih hidup?"

"Cok beneran?"

"Iya beneran Park Jimin ini masih hidup, liat kaki gue masih nempel di lantai." Jimin menunjukan kedua kakinya yang masih menapak.

"Min! Lu tau gak sih bahaya main-main sama kematian!!" Jaebum yang biasa nya terkenal kalem hari ini berubah menjadi pemarah.

"Ya-ya gue minta maaf, soalnya mau surprise-"

"Surprise apa nya tolol! Gue tadi dapet penglihatan, gue kira elu-" Namjoon terdiam tidak melanjutkan omongannya dan tiba-tiba tubuhnya limbung jatuh ke bawah.

"J-joon maafin gue sumpah." Jimin menghampiri Namjoon dan memeluknya.

"Jung-Jungkook!! Gimana Jungkook?!!" Namjoon menatap Jaebum dengan wajah pucat.

"Udah 30 menit lebih dia gak datang-datang ke sekolahan, paling berhenti karena hujannya deras kek gini." Ujar positif Bangchan.

"Memangnya ada apa dengan Jungkook?" Tanya Jimin dengan wajah khawatir.

"Jungkook tadi keluar buat ambil sesuatu, trus Gue lihat status elu dan elu katanya udah meninggoy. Ya gue hubungin Jungkook buat kasih tahu hal itu dan sampek saat ini dia belum balik juga." Jujur Jaebum.

"Permisi?"

"Oh iya Bu Tiffany silahkan masuk saja." Jennie mempersilahkan wali kelas mereka masuk kedalam kelas.

"Sebenarnya saya mau menyampaikan sesuatu-loh Park Jimin b-bukannya kamu tadi-" Bu Tiffany menatap Jimin dari atas ke bawah.

"Sebenarnya yang meninggal itu Park Jimin atau Jeon Jungkook?!" Tanya Bu Tiffany yang masih bingung, apakah yang di depannya bener-bener manusia atau arwah.

Sweet and Bitter | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang