18. Yoongi, Namjoon, dan Suga (2)

699 53 5
                                    

Rumah Sakit
Ruang VVIP

"Ugh." Lenguh Namjoon. Tubuhnya terasa aneh, terdapat banyak alat. Bernafas saja agak susah.

"Akh-Akhbangh~"

"Namjoon!" Pekik Mami. Papi pun segera berdiri dari sofa menghampirinya Namjoon.

"Namjoon, jangan banyak gerak sama bicara dulu ya." Papi mengelus kepala Namjoon. Lalu beliau segera memencet tombol diatas brankar Namjoon untuk memanggil dokter.

"Akh-Akhbangh~" Bola mata Namjoon bergerak menelusuri kamar rawatnya.

"Papi, tolong panggil Yoongi. Kasihan Namjoon manggil Yoongi terus." Khawatir Mami.

---•••---

"Selama 3 hari ini Dia harus dirawat dan diawasi oleh para Dokter." Dokter Kim menjeda sebentar perkataannya.

"Sebenarnya Namjoon harus segera dioperasi. Katup jantung nya semakin menutup, itu bisa berakibat fatal pasti Anda tahukan yang saya maksud? Saya pernah mengatakannya sejak dahulu." Dokter Kim Heechul berkata dengan hati-hati.

Papi dan Mami nampak termenung sedangkan Yoongi sangat terkejut. Yoongi tak bodoh dengan ucapan Dokter Kim tersebut. Bisa-bisanya Ia baru tahu hal ini.

"A-apakah Adek saya bisa sembuh selamanya jika Dia melakukan operasi, Dok?" Tanya Yoongi. Air matanya berkumpul di pelupuk matanya.

"Menurut analisis para Dokter ahli jantung, Namjoon dapat bertahan hidup hanya 30%. Ini hanya analisis awal, untuk selanjutnya jika operasi dilakukan segera, mungkin bisa bertambah angka persen hidupnya. Hanya Tuhan yang bisa menentukan hidup Namjoon." Jelas Dokter Kim.

"Hah~ Papi~" Mami terjatuh lemas. Papi segera menahan tubuh Mami.

"Kalau begitu Saya ingin dipercepat operasi Namjoon." Tegas Papi.

"Untuk itu Saya akan segera mencari pendonor Jantung untuk Namjoon. Mungkin ini bisa memakan waktu lebih lama, bisa 1 minggu atau 1 tahun. Karena sangat sulit mencari pendonor jantung." Dokter Kim Heechul merasa sedih saat mengatakan ini.

Mami sedari tadi menangis dalam dekapan Papi. Papi sebenarnya juga ingin menangis tapi beliau harus kuat agar lainnya tak terlarut dalam kesedihan. Dan Yoongi hanya menunduk dan menangis dalam diam.

"Kalau begitu saya izin pergi untuk kembali keruangan." Tanpa ada jawaban Dokter Kim segera meninggalkan tiga anggota keluarga itu.

---•••---

Tiga hari kemudian~

Kondisi Namjoon semakin membaik dan hari ini Dia sudah bisa pulang ke rumah. Tapi Namjoon merasa aneh dengan Papi dan Mami nya apalagi Abangnya.

Semenjak Dia siuman raut wajah ketiga anggota keluarga nya seperti sedang menahan kekhawatiran mendalam dan selalu menatapnya sendu. Lalu perlakuan Mami dan Papi sangat berhati-hati, seakan-akan Namjoon itu kaca.

"Abang!"

"Ya? Ada yang sakit?!" Tanya Yoongi dengan panik.

"Enggak Bang. Namjoon cuma mau testing telinga Abang, siapa tau budeg. Hahaha." Tawa Namjoon yang tadi terbahak-bahak kini mengecil setelah melihat wajah Abangnya berubah datar.

"Namjoon, jangan kek gitu Gue gak suka. Gue, Gue khawatir sama Elu kalo kenapa-kenapa gimana?" Cerca Yoongi.

Namjoon pun hanya tersenyum kecut melihat respon Abangnya. Namjoon memalingkan wajahnya dari Yoongi.

'Tuhan, kenapa Kau memberikan cobaan ke Namjoon seperti ini. Namjoon dengar semua isi hati Mami, Papi, ataupun Yoongi kemarin tentang hidup Namjoon yang tak bisa dianggap hidup dengan angka seperti itu. Tolong kembalikan senyum keluarga Namjoon seperti dulu, Namjoon tak ingin seperti ini.'

Sweet and Bitter | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang