21. Sick

740 60 1
                                    

'Tik-Tok'

'Tik-Tok'

Suara jam terdengar tak lama kemudian muncul suara lagi.

"Hatchim~ uhuk-uhuk."

Yoongi melihat jam weker yang ada di nakas. Pukul tiga pagi. Badannya terasa lemas dan suhu tubuhnya meningkat.

'Bruk'

Yoongi terjatuh di lantai. Dia mencoba berdiri dari tidurnya.

"Ugh, Joon~ To-tolong Abang." Wajahnya sangat pucat dan terus-menerus memanggil Namjoon.

---•••---

Namjoon bergerak gelisah di kasurnya. Dahi nya mengeluarkan peluh yang banyak dan bibirnya berkomat-kamit.

"Abang!"

Namjoon terbangun dari tidurnya. Tubuhnya langsung terduduk tegap sedangkan selimutnya melorot ke lantai.

"Astaga kenapa seperti nyata?" Gumam Namjoon sambil mengelap dahinya yang berkeringat. "Sekarang jam berapa?"

Namjoon melihat nakas yang terdapat jam weker nya.

"Jam 3 pagi? Huft, masih pagi. Ah, tidur lagi aja bentar lagi kan subuh terus sekolah."

Namjoon menidurkan kembali dirinya namun setelah 5 menit menutup matanya Ia merasa gelisah.

"Ah, Really! Napa sih Gue kepikiran Bang Yoongi terus? Gak tenang hati Gue, apa Gue coba lihat ke kamarnya aja ya? Tapi Gue takut kena semprot."

Namjoon masih berperang dengan pikirannya sendiri. Emang sih si Yoongi itu nggak suka kalau ada yang masuk ke kamarnya, katanya ke ganggu kegiatannya.

"Tck, liat aja dah. Namjoon yuk bisa yuk!" Namjoon bangkit dari tidurnya dan berdiri sambil mengepalkan tangannya ke atas.

"Yu-yuk bisa yuk~" lirih Namjoon ketika sampai didepan kamar Yoongi. Seketika Dia bergidik ngeri.

"Haduh~ gue takut, gimana nih?" Namjoon dengan ragu-ragu mengetok pintu kamar Yoongi tersebut.

'Tok-tok'

"Bang Yoon?"

Tiga kali Ia melakukan itu tetapi tak ada teriakan marahan dari Yoongi, Namjoon merasa aneh dengan hal itu. Dengan tangan bergetar Dia memutar kenop pintu tersebut.

'Cklek'

"Bang Yoongi! Astaga napa ngesot dilantai sih? Dingin tau!" Namjoon berlari kearah Yoongi dan segera merangkul tubuh mungil Abangnya itu. "Sshh, panas bat badan Lu!!"

"Uh~" ringkihan dari Kim tertua terdengar memilukan di telinga Namjoon.

"Bang Gue buatin bubur ya? Biar Lu bisa minum obat."

"Gak usah, Gue tidur lagi mungkin besok sembuh sendiri. Lu tidur aja besok sekolah, kan kelas Lu ada ulangan Bahasa Indonesia." Yoongi menatap Namjoon dengan senyum sambil mengelus pipi Namjoon.

"Hiks, nggak mau. Mau rawat Abang, hiks."

"Eh, napa Lu nangis sih? Gue gak apa-apa kali, sana tidur." Namjoon menghapus air mata Namjoon.

"Gak mau! Hiks, mau nya Namjoon rawat Abang! Hiks, bentar Gue buatin bubur sama bawain obat dan juga kompres penurunan panas."

Yoongi tersenyum kecil melihat Namjoon yang kalang kabut tersebut. Jarang sekali melihat Namjoon se-khawatir itu, yang paling sering dirinya.

Hatinya teriris melihat mata sembab Namjoon. Dia merasa bersalah dengan Namjoon.

'Cup'

Satu kecupan di dahi nya yang sedang tertempel plester penurun panas.

"Joon?"

"Bi-biasa nya Mami juga gi-gitu, biar cepet sembuh nya." Setelah itu Namjoon kabur dengan wajah memerah.

---•••---

"Hump, udah kenyang Gue." Yoongi menolak sesendok bubur itu. Rasanya mual dan pahit.

"Abang~ tinggal tiga sendok, satu lagi ya. Namjoon nanti nangis." Ucap Namjoon dan matanya terlihat berkaca-kaca.

"Huft, ya-ya! Jangan nangis nanti Mami sama Papi ke ganggu." Yoongi membuka mulutnya dan Namjoon menyuapkan sesendok bubur.

"Nah, now it's time to take medicine." Namjoon tersenyum lebar ketika membuka penutup obat. Yoongi mau tak mau tersenyum melihat Namjoon.

"Abang sekarang tidur ya? Namjoon tunggu sampai Abang tertidur."

"Lu tidur sama Gue, bisa-bisa Lu ketiduran di kursi." Perintah Yoongi mutlak.

Mau tak mau Namjoon menuruti perintah Yoongi yang tak bisa diganggu gugat. Ia merebahkan tubuhnya di samping Yoongi.

Yoongi pun langsung memeluk tubuh bongsor kesayangannya itu. Mengelus kepala termuda tersebut. Namjoon pun tertidur.

Yoongi melihat jam weker di nakas, pukul setengah lima pagi. Sebentar lagi waktu sekolah. Yoongi merasa sedih, Namjoon baru saja tertidur. Bagaimana sekolah nya?

---•••---

"Namjoon~ sayang~ bangun nak."

"Hmhh~" Namjoon mengerjapkan kedua mata runcing nya. Menatap Abangnya yang masih tertidur pulas sambil memeluk dirinya.

"Ayo bangun sekolah." Mami dengan sabar membangunkan anak bontot nya.

Dengan perlahan Namjoon melepas pelukan Yoongi dari tubuhnya. Setelah itu Ia mendudukkan dirinya ditepi kasur.

"Mi~" rengek Namjoon dengan mata yang berkaca-kaca.

"Eh? Kenapa nangis?" Mami bingung melihat Namjoon yang menangis. Beliau langsung mengelus kepala Namjoon dan menghapus air mata Namjoon.

"Hiks, ha-hari ini Namjoon nggak masuk ya? Kasihan Abang, hiks, Dia sakit." Ucap Namjoon dengan sesenggukan.

Mami tersenyum mendengar kalimat Namjoon. Kapan lagi melihat kedua anaknya yang akur.

"Tapi gimana sama sekolah nya Namjoon? Nanti ketinggalan pelajaran dan kalo ada ulangan nanti?"

"Nggak apa-apa, Mi. Namjoon kan udah pinter, sekali-kali Namjoon bolos. Ya-ya boleh ya, Mi? Kan Namjoon dirumah ngerawat Bang Yoongi."

"Hm~ yaudah deh. Rawat yang bener ya, kalo ada apa-apa cari Mami atau Papi. Mami sama Papi ada di rumah Pak Sihyuk, ada acara rapat RT."

"Oke, Namjoon bakal rawat yang bener kok, Mi."

Setelah Mami pergi, Namjoon menatap Abangnya yang masih tertidur pulas. Dia menarik selimut hingga sampai ke dada Yoongi.

"Abang, cepet sembuh ya. Namjoon tinggal dulu, mau mandi."

'Cklek'

"Huft, dasar koala bongsor." Yoongi membuka matanya setelah Namjoon menutup pintu kamarnya.

"Untung bat Lu terlahir didunia ini. Segala kekurangan Lu tertutupi oleh kelebihan yang gak dimiliki semua orang didunia ini."

Yoongi kembali menutup matanya dan menuju dunia mimpi.

To be continued.

Yo everybody Author comeback. Maaf part kali ini pendek, Author punya ide dikit amat. Katanya mau jual pdf, tapi kek nya tunda dulu. Pusing kepala author, udah kerja padahal kerja nya gk terlalu berat sih tapi Sampek rumah tu kadang langsung tidur bangunnya ya pagi2 sekali.

Semoga terhibur. Don't forget to vote and comment.

Terima kasih karena masih setia di cerita satu ini. Cerita ku yang sebelah nganggur, otak buntu sekali padahal udah punya konsep dan tamat.

Sweet and Bitter | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang