62. R A G A V

5.4K 165 1
                                    

HAPPY READING💙

Makan malam Gavriel saat ini sedikit hening seperti sebelumnya, entah mengapa papa dan mama nya tidak seperti biasa.

"el" panggil Bianca.

"iya ma?" jawab Gavriel.

"mama denger Raqilla udah balik? Gimana?" tanya Bianca.

"gak gimana gimana, emang kenapa?" tanya Gavriel. Bianca menatap Danu.

"mama denger denger, Raqilla ikutan komplotan pembunuh bayaran semacen itu ya?" tanya Bianca. Gavriel terdiam.

"hm iya, tapi Raqilla bakalan pindah ke kota asalnya, bunda nya minta mereka pindah lusa" ujar Gavriel, Bianca dan Danu mengangguk mengerti.

"mama sama papa ga keberatan kan kalau el tetep sama Raqilla?" tanya Gavriel.

"gini el, papa sama mama ga ngelarang kamu buat berhubungan sama Raqilla, papa sama papa juga gamau ikut campur tentang itu, yang terpenting, kamu harus bisa jaga diri, pekerjaan Raqilla itu gabisa dianggap remeh, bisa aja ada musuhnya yang ngincer kamu karena kamu berurusan sama Raqilla juga, kamu ngerti kan?" ujar Danu, Gavriel tersenyum tipis.

"kalau itu gausah di ingetin, el udah tau sendiri, udah ah, el mau ke atas, good night" ujar Gavriel.

"to"

~~~

"baju baju kamu udah kamu rapihin?" tanya Hanifa, Raqilla mengangguk kecil tanpa menatap Hanifa.

"maafin bunda ya nak, ini juga demi kebai-"

"udah bund, gausah dibahas lagi, Raqilla mau istirahat" ujar Raqilla, Hanifa menghela napas.

~~~

Drtt drtt

Panggilan telpon berasal dari handpone Raqilla berbunyi, membuat sang pemilik bangun dari tidur lelapnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 02:00, Raqilla cukup bingung, kenapa Galen menelponnya jam segini.

'halo'

'halo qill'

'Galen, ada apa jam segini nelpon?'

'nanti pagi gue sama bos bakal kerumah lo'

Mendengar perkataan Galen, Raqilla cukup kaget, mau apa mereka kesini? .

'loh, ada apa? Ngapain ke rumah aku?'

Tutt tuttt

Pertanyaan Raqilla tidak dijawab oleh Galen.

"Astaga, ada apa lagi sih?" gumam Raqilla.

~~~

Pagi sudah tiba, Raqilla saat ini membantu sang Bunda memasak sarapan pagi, sedangkan Bramantyo dan Ervan mengobrol santai di ruang keluarga. Selama keluarga mereka ditimpa masalah, tak ada waktu untuk mereka mengobrol santai seperti saat, karena terlalu sibuk dengan pikiran masing masing.

"Bund!" Tiba tiba saja Bramantyo datang dengan muka serius.

~~~

"Herman!" Beo Hanifa.

"hai, Hanifa, ternyata benar Raqilla adalah putrimu" ujar Herman. Raqilla,Galen,Revan,Ervan, keculai Bramantyo cukup heran, mengapa mereka bisa saling kenal.

"bos!" Beo Raqilla.

"apakah kau tidak ingin mempersilahkanku duduk?" tanya Herman.

"silahkan" ujar Bramantyo.

~~~

"apa maksud tujuanmu kemari Herman?" tanya Bramantyo.

"sebenarnya aku ingin tau saja, muka Raqilla sangat mirip dengan mantan kekasihku dulu" ujar Herman melirik Hanifa.

"ternyata benar dugaanku, Raqilla ada putri kalian, pastinya kalian sudah tau kan? , dia bekerja denganku" ujar Herman.

"jadi kamu bos dari mereka?" tanya Hanifa menunjuk Raqilla,Galen dan Revan.

"benar" ucap Herman.

"stop! Kalian saling kenal? Kok bisa?" tanya Raqilla.

"Raqilla, ibu mu ini adalah mantan kekasihku semasa muda, setelah kita putus, aku mendapat kabar jika ibumu jadian dengan ayahmu, sebenarnya aku sakit hati, tapi jika sudah takdir mau bagaimana lagi" ujar Herman.

"oh gitu ya, bos dateng kesini mau ngapain?" tanya Raqilla.

"saya dengar dengar kalian akan pindah keluar kota?" tanya Herman

"iya, kita ingin Raqilla jauh dari orang orang seperti kalian!" ujar Hanifa, menatap Herman, Galen dan Revan.

"Bunda!" ujar Raqilla tak suka, Galen dan Revan hanya diam saja.

"tidak apa apa Raqilla, kita emang orang brengsek, yang seharusnya tidak bertemu denganmu" ujar Herman, Raqilla menggeleng.

"kalau gitu bolehkan Raqilla pergi dari pekerjaanmu itu!" ujar Hanifa, Herman menatap Galen dan Revan, mereka mengangguk saja.

"ya, tidak apa apa, aku juga tidak ingin gadis polos seperti menjadi brengsek seperti kami" ujar Herman, Hanifa yang mendengar itu lega, masalah yang menimpa keluarga sudah selesai semua.

"oke, waktu saya untuk berkunjung kesini sudah habis" ujar Herman.

~~~

"Galen! Kak Revan!" panggil Raqilla saat mereka hampir pergi.Raqilla pun berlari langsung menubruk tubuh mereka.

"hiks, makasih ya udah jagain Raqilla, makasih udah bahagiain Raqilla semasa Raqilla susah, semoga kita bisa ketemu lagi" ujar Raqilla lalu mendongak.

"it's oke Raqilla, nanti lo kirim alamat rumah lo yang disana, kapan kapan gue sama anak anak bakalan main kesana, oke?Gausah cengeng, masa mantan pembunuh bayaran cengeng" ujar Revan diakhiri dengan bisikan, membuat Raqilla mengerucutkan bibirnya kesal.

"iya udah jangan nangis, udah gede,ga malu? Gausah kaya mau pergi selama lamanya, nanti kita bakal main kok" ujar Galen, Raqilla mengangguk.

"janji ya?" ujar Raqilla.

"iya janji, kita pergi dulu, bye" ujar Revan.

"bye, hati hati ya" ujar Raqilla.





Hello guys. Udah lama banget nih ya author ga nge up.

Karena sekarang lagi fokus fokus nya ke tugas sekolah wkwk.

Akhirnya sekarang ada waktu buat nge up cerita RAGAV lagi hehee.

Gimana nih part kali ini?

Kalian sebel sama siapa?



Bayar wajib! VOTE AND COMENT!❤💙



R A G A V [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang