Style hari ini. Jadi, cewek kue. Atasan berwana kuning terang dan dipadukan dengan celana berwarna hijau muda. Dengan percaya diri, Ataya menenteng tas ransel hitamnya. Berjalan melewati beberapa mahasiswi yang menatapnya tidak suka. Mulai dari tatapan jijik sampai tatapan sebal.
Salah Ataya dimana sebenarnya?
Sudahlah, tak perlu hiraukan mereka semua. Ataya diam bukan berarti dia takut, tetapi sedang menghemat nerginya. Pertempuran baru akan dimulai.
Gadis itu berhenti tepat di depan ruangan Dosen rese itu. Aura keramat seketika mengental. Angin berhembus sedikit kencang dan terasa lebih dingin di sini. Ataya mencoba menenangkan dirinya. Menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskan secara kasar.
"Saya harus gimana, Pak? Nilai saya semuanya C di mata pelajaran bapak!"
Tunggu sebentar. Ataya membatalkan niatnya untuk segera masuk ke dalam. Dia mendengar suara seorang gadis yang tak asing. Tentu saja, ingatan Ataya akan suara seseorang sangat berguna. Itu suara Biduan Dangdut.
Sepertinya, akan terjadi perdebatan panjang. Menunggu gilirannya, Ataya memilih menguping pembicaraan mereka saja.
"Itu urusan kamu! Sudah saya bilang, Attitude menjadi nilai utama."
Mata Ataya membulat.
Attitude?
Jangankan attitude, urat malunya saja sudah lama putus di depan Valiant.
Bagaimana sekarang?
"Saya akan lakukan apa yang bapak minta. Semuanya! Tapi, tolong perbaiki nilai saya. Ayah saya bisa mara--"
"Bella! Perbaiki sikap dan rajin masuk ke dalam kelas saya. Dengan begitu, kamu akan mendapatkan nilai yang bagus."
Mulut Ataya menganga. Terlalu larut dalam mendengarkan perbincangan orang lain. Terlebih, dia mengetahui nama dari Biduan Dangdut itu adalah Bella. Nama yang cantik sama seperti pemiliknya. Namun, tidak untuk sikapnya.
Ataya yang semakin rapat pada pintu, tak sadar mendorong pintu itu hingga terbuka. Ternyata, pintu itu tak terkunci.
"Ataya?"
Kuping Ataya semakin menempel di daun pintu. Dia mendengar Dosen rese itu memanggil namanya. Mengapa jadi namanya yang disebut?
"Ataya?"
Tunggu dulu! Ah, Ataya langsung berdiri tegap, sesaat dia menyadari bahwa dirinya ketahuan sedang menguping percakapan Valiant dan Biduan Dangdut alias Bella.
Dosen itu menatapnya lurus pada satu titik. "Ada apa?" tanyanya datar. Aura yang sangat jarang Ataya lihat. Benar-benar serius.
Ataya menggaruk tengkuknya yang tak gatal akibat salah tingkah. "Saya ingin berbicara empat mata dengan Bapak," jujurnya.
Ataya sedikit gagal fokus karena kehadiran Bella. Gadis Biduan itu, terus saja menatapnya. Memang, dirinya cantik mempesona paripurna, tak usah ditatap lama-lama, nanti semakin iri.
"Masuk." Valiant ternyata mempersilahkan Ataya masuk ke dalam.
Terlihat Valiant menatap Bella dengan malas-malas. "Bella, lain kali kita bahas permasalah ini." putusnya.
Berat hati, Biduan Dangdut itu meninggalkan ruangan Valiant. Sebelumnya, gadis itu sempat menyenggol bahu Ataya.
Setelah Bella benar-benar menghilang dari pandangan, Ataya mencoba menghampiri Valiant yang menatap datar. Ataya mencibir dalam hati. Dosen itu hanya mencoba berwibawa karena ada Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
RomanceHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'