Sebelumnya...
Valiant tersenyum menatap foto anak kecil yang ada di tangannya. Mata belo indah, senyum lebar yang manis dan wajah bulat seperti monyet kecil-- lucu.
Tidak di sangka pertemuan mereka harus seperti ini. Sungguh, Valiant tidak menyangka gadis kecil yang di jodohkan dengannya berada di kampus tempatnya mengajar.
"Ma, Pa.. Valiant dapatin menantu kalian," gumam Valiant sambil tertawa kecil.
Pertama kali menerima mahasiswa baru di kampus, Valiant mendapat kabar dari rektor mereka yang kebetulan teman ayah Ataya dan Valiant.
Rektor itu menjelaskan bahwa jodohnya ada di kampus ini. Valiant amat kaget pasalnya beberapa tahun lalu dia mencari keberadaan Ataya dan keluarganya yang hilang kabar bak di telan bumi. Hingga, gadis kecilnya berubah menjadi gadis dewasa yang cukup gila. Valiant mencoba mendekati Ataya dengan caranya, mencoba membiasakan diri dengan gadis yang di jodohkan padanya, ternyata Valiant sedikit salah trik.
***
Valiant meminta agar Jack dan Sisi meninggalkan mereka berdua. Yah, mereka butuh waktu bicara yang tenang.
"Ni Dosen kagak ada capek-capeknya! Gue aja capek sopan sama lo!" amuk Ataya habis kesabaran.
Valiant yang terkena amukan hanya tersenyum manis menatap Ataya yang tambah lucu saat marah.
"Mata kamu nggak berubah," katanya Valiant di tengah-tengah amukan Ataya.
"Yah jelas, saya nggak operasi!" Ataya hanya menjawab sebentar lalu melanjutkan kalimatnya. "Pak Valiant ini kenapa? Dari dulukan gue udah ngalah, milih ngejauh.. lah, kok lo makin menjadi-jadi?!" lanjutnya.
"Karena saya mau," jawab Valiant santai masih setia menatap Ataya.
Ataya yang baru sadar akan tatapan dari Valiant dengan jarak yang dekat begini malah di buat makin gugup tak karuan.
"K-Kenapa? Muka gue berminyak? Jerawatan? Jelek? Lo mau hina gue dengan kata jijik?!" Baru kali ini Ataya merasa sakit di dadanya, mengetahui tatapan Valiant untuk menghinanya.
"Kamu cantik."
Singkat namun, mampu membuat Ataya jungkir balik dalam hati.
"Alah, gue tau lo ngehina gue sekarang!" Ataya tidak akan mudah termakan omongan bohong dari Valiant Dosen Killernya itu.
"Tidak. Kamu cantik dengan apa yang kamu punya sekarang. Menurut saya, cantik nggak perlu putih, berwajah mulus, apalagi ber-make up tebal. Cukup kamu.. karena saya menerima kamu apa adanya, bukan ada apanya." Kalimat ini memang jujur, Valiant tidak pernah menyukai seseorang dari fisik melainkan hatinya.
Ataya membeku di tempat, masih sulit mencerna kalimat yang keluar dari mulut Dosennya. Dulu saja dengan mulut yang sama keluar olok-olokan jahat, tapi sekarang pujian-pujian bangsat.
"Saya nggak percaya. Mulai detik ini, cukup anggap saya seperti mahasiswi Pak Valiant yang lain."
Jika Ataya pikir Valiant akan mengikuti sarannya, berarti Ataya salah. Valiant malah semakin semangat mendekati Ataya dengan mengubah trik A menjadi trik B.
"Kalau saya mau, saya bisa nikahin kamu sekarang."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
RomanceHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'