Karena masalah mendadak, Valiant harus kembali ke Kampus tanpa Ataya. Gadis itu enggan melihat wajah-wajah teman kampusnya untuk saat ini.
Ataya menenteng 3 bungkus kantong plastik yang berisi tiga jenis makanan. Membawanya pulang dengan berjalan kaki. Untungnya, jarak warung dan kostnya sangatlah dekat.
"Waduh! Anjing Pak Julian keknya lagi kumat deh." Langkah Ataya terhenti, tinggal beberapa rumah lagi dan kostnya sudah terlihat. Tetapi, perjalannya di terhadang oleh anjing hitam milik Pak Julian.
Anjing itu menatap bungkusan plastik ditangan Ataya, hanya menatapnya serius tanpa bergerak sama sekali.
Ataya melangkah perlahan. "Jangan cari masalah, njing!" paniknya.
Sedikit melewati anjing Pak Julian yang tak berkutik, Ataya mulai mempercepat langkahnya. Namanya juga nasib sial, anjing Pak Julian beraksi gila dengan mengejar Ataya.
Guk! guk! guk!
"Eh!" Ataya berlari sembarang arah, tak ikhlas dirinya jika ayam bakar ditangannya jatuh ke dalam perut anjing Pak Julian.
Sibuk menghindar, Ataya menabrak seorang cowok yang berdiri di dekat pohon taman. Tanpa basa-basi, Ataya melompat ke atas punggung cowok itu dan meminta tolong.
"Tolong! Dia mau ngambil ayam bakar gue!" teriak Ataya panik.
Cowok itu terlihat panik juga. Dia berusaha mengusir anjing Pak Julian, sambil menjaga keseimbangan agar tak jatuh ke tanah.
"Husss!" Anjing itu pergi begitu saja, dari jauh terdengar lonceng dan panggilan seseorang. Mungkin, untuk memanggil anjing itu.
Selepas mereka merasa lebih aman, Ataya turun dari punggung cowok itu. Ataya segera membungkuk meminta maaf, takut jika cowok itu menampar otaknya.
"Maaf!"
"Gue beneran takut!" Ataya masih menunduk, melihat ujung sepatu cowok itu dengan seksama.
"Lo demen banget dikejar anjing." Cowok itu mulai angkat bicara.
Mendengarnya, Ataya mengangkat kepala. Melihat cowok di depannya, asing! Lalu siapa dia?
"Kok bisa tau gue demen di kejar anjing?" tanya Ataya.
"Oh, pasti karena muka gue mirip anjing?" Ataya mencoba menebak apa yang ada di pikiran cowok itu.
Di depannya berdiri cowok tampan dengan tinggi sekitar 178 atau bisa lebih. Dia memiliki senyum manis, dengan mata sipit seperti perpaduan China Indonesia. Berbaju kaos hitam dan celana jeans.
Cowok itu tersenyum ramah. "Pertama kali lihat lo, lo juga di kejar anjing hari itu."
Hari itu? Ataya mencoba mengingat. Berapa kali dirinya di kejar anjing, tapi hanya dua kali di kawasan ini. Itu artinya, cowok itu mengenalnya dari awal masuk kuliah.
"Oh, makasih udah merhatiin. Dan makasih juga buat nyelamatin gue." Lebih baik mereka mengakhiri percakapan kali ini, Ataya malas menanggapi orang baru. Maksudnya, cowok ganteng baru, takut kepincut.
Hendak melangkah pergi, lengan Ataya tiba-tiba ditahan oleh cowok itu. Ataya menatap lengannya dan wajah cowok itu secara bergantian.
"Gue sering di kejar anjing, Lo nggak takut kena rabies?" Ataya mengeluarkan jurus andalannya. Jurus untuk mengindari marabahaya seperti ini.
Cowok itu tertawa sinis. "Ancaman lo nggak berpengaruh." alisnya terangkat, menggoda Ataya secara nyata.
Ataya mengumpat dalam hati. Jalan terlihat sepi. Salahnya juga, dia melempar dirinya sendiri ke orang ini. Sama sekali Ataya tak terlihat takut. Sejujurnya dia takut, dia hanya mencoba menjaga harga dirinya sebagai orang pemberani.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
RomanceHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'