Dari kunjungan Ataya di rumah Valiant semalam. Ternyata, ada seseorang yang menjadi paparazi. Dia menyebarkan foto Ataya yang baru saja masuk ke dalam mobil Valiant. Seketika kampus kembali dibuat heboh, memang bukan rahasia lagi tentang hubungan Valiant dan Ataya, tetapi ada topik baru yang mereka buat.
"Sumpah, yang namanya gembel, ya tetap gembel."
"Nggak malu? Itu lagi ketemuan loh sama pacarnya."
"Dia nggak pantas sama Pak Valiant."
"Gue masih bertanya-tanya sampai sekarang, dia makai pelet apa coba?"
Seketika satu kampus menyebar luaskan berita itu. Tentu saja, berita ini sudah sampai ditelinga kedua belah pihak. Ataya yang sedari tadi di dalam kelas, tidak mau beranjak dari tempatnya.
"Tumben lo makan hati soal beginian," ucap Sisi.
Mereka bertiga, Ataya, Jamal, Sisi berunding dari beberapa menit lalu. Sisi berusaha membujuk Ataya, agak dia keluar dari kelas dan menghantam semua mulut laknat orang-orang yang berani menjelekkan dirinya.
"Bukan gitu, lo kagak ada diposisi gue, Si." Memang benar, Ataya sedang dilanda rasa bingung, di satu sisi Valiant sudah sangat ingin menikahinya, di sisi lain masih ada rasa tidak pantas.
"Tapi, ini bukan diri lo, Ataya!" Kemana Ataya yang dulu? Ck! Sisi sampai dibuat geram.
"Ini diri gue, Si. Diri gue yang asli. Selama ini, lo hanya lihat gue yang manipulatif..." Ataya membenturkan kepalanya pelan meja. Kepalanya pusing.
Tidak lama kemudian. Masuk notifikasi Line di ponsel Ataya.
LINE
Pak Valiant : Kamu nggak kelihatan?
Tidak perlu waktu lama membalasnya.
Ataya : Saya di kelas
Pak Valiant : Udah sarapan?
Ataya : Belum
Pak Valiant : Tunggu :)
Ataya mengabaikan pesan terakhir itu, dia tidak berniat menunggu Valiant. Beberapa kali Ataya menatap sekeliling, dimana teman-temannya membentuk kelompok untuk bergosip, tidak sekali namanya disebut di sana.
"Wey! Lo pada kagak ada kerjaan atau gimana?" Dengan kepala masih berada di atas meja, Ataya berucap cukup keras. Malas-malas gadis itu mengangkat kepalanya.
"Sini, sekalian berunding ama gue," ajaknya dengan ekspresi datar.
Teman kelasnya serempak menatap Ataya. Namun, bukannya takut, Ataya dengan lantang berkata. "Dulu aja, kalau butuh sesuatu lo semua datang ama gue, giliran ada gosip gini lo semua ikut juga. Bagus!"
"Lo seharusnya merubah penampilan!" celetuk salah satu dari mereka.
Tetap dengan wajah datarnya, Ataya membalas. "Mau ubah gimana? Gue, modelan gini aja, bisa ngait Dosen. Kalau nanti gue ubah penampilan, jangankan Dosen... Bapak lo juga bisa gue kait!"
"Dibilangin juga, gembel kaya lo nggak pantas-"
"Nggak pantas apa?" Suara tegas dari Valiant mulai terdengar. Mereka semua sontak menatap Valiant yang baru saja memasuki kelas dengan membawa kantung plastik berwarna putih ditangannya.
Valiant berjalan dengan cool, menghampiri Ataya yang menatap malas kearahnya. Ataya pikir, keadaan ini akan semakin runyam jika Valiant berada disini sekarang.
"Kenapa? Nggak pantas apa?" ulang Valiant dengan pertanyaannya. Tak satupun yang berani melontarkan kalimatnya.
Fokus Valiant kembali pada Ataya, dia mengeluarkan roti isi dan air mineral dari dalam kantung plastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
RomansaHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'