Bagaimana bisa Valiant masih bertahan. Ataya mengusir Valiant dari kostnya segera. Namun, Dosennya itu tetap kekeh pada pendiriannya.
"Saya nggak mau!" tolaknya.
"Astaga, ini orang tua bikin kesel, ya!" teriak Ataya frustasi.
Harusnya Ataya dari tadi melakukan ini. Iya, dia tidak perlu membuang-buang waktunya dan mengeluarkan suara sebanyak itu untuk melayani orang seperti Valiant.
Ataya mencari dimana Lala dan Bobo berada sekarang. Palingan di sekitar sini. Mata jeli Ataya mencari-cari dan akhirnya menemukan Lala dan Bobo berada tepat di atas mereka berdua.
"Lala.."
"Bobo.."
Memang terdengar seperti bacaan mantra di telinga Valiant, hingga pria itu sama sekali tidak tau mengenai jebakan Ataya.
"Ngapain kamu?" tanya Valiant kebingungan.
"Lala.. Bobo.."
Ataya memanggil sedikit lebih keras sambil melihat ke atas.
Valiant yang kebingungan, memilih mengikuti arah pandangan Ataya. Dan apa yang dia lihat, sungguh di luar dugaan. Tokek peliharaan Ataya seperti tersenyum mengejek ke arahnya.
"Eh, anak ayah.." lirih Valiant pelan karena takut.
"Jangan nakal, ya. Tetap di situ, Ayah mau bicara dulu sama Bunda," lanjut Valiant gemetaran.
Saat itu Ataya memperhatikan interaksi Valiant yang membuatnya tertawa sampai kencing sedikit. Valiant dengan wajah pucatnya nampak sangat lucu. Dimana Dosen Killer kampus Master Law? Masa sama tokek saja takut!
"Kalau Pak Valiant nggak angkat kaki dari kost saya. Dengan senang hati, saya suruh mereka serang anda!" ancam Ataya dengan mata belonya yang membulat sempurna.
"Ngeri," batin Valiant.
"Ataya, kamu nggak sopan banget sama Dosen sendiri," gerutu Valiant kesal.
"Nggak sopan mana sama Pak Valiant yang cium mahasiswinya sendiri, itupun udah dua kali!" balas Ataya tak terima.
Valiant menggaruk tengkuknya yang tak gatal di temani dengan cengiran lebarnya. "Hehehe.. saya nggak tahan," ucapnya.
"Kalau gitu saya juga nggak tahan mau cabik-cabik Bapak! Keluar sekarang atau.." Dengan sengaja Ataya menggantung kalimatnya dan melirik ke atas melihat Lala dan Bobo.
Terpaksa, tidak ada jalan satu-satunya selain pergi dari kost Ataya. Kadang Valiant bingung, di antara semua mahasiswinya, hanya Ataya yang menolak pesona ketampanan seorang Valiant Herlambang. Biasanya juga gatel datang sendiri.
"Kalau gitu saya pamit," pamit Valiant sama sekali tidak di hiraukan Ataya.
Valiant keluar dari kost pun, Ataya malah memunggungi pria itu. Jujur, Ataya belum siap patah hati. Dari dulu Ataya sudah bilang, dia sadar diri, mana mungkin orang seperti Valiant suka padanya.
Karena Valiant pergi, keadaan kost menjadi sunyi kembali. Ataya merawat Lala dan Bobo agar kostnya lebih berisik sedikit, setidaknya dia tidak sendiri terus.
"Lebih baik gue bikin lili aroma buat Lavender dan Mama Valiant," gumam Ataya pelan.
"Mama Valiant kelihatan kesepian juga kaya gue. Kasihan anaknya cuman satu, mana sibuk lagi."
Ada niat dalam hati Ataya untuk mengunjungi Mama Valiant dan Lavender besok sore sepulang dari kampus.
***
Hujan turun deras di pagi hari. Alhasil, jalan menjadi licin dan tergenang air. Ataya harus ektra hati-hati, jangan sampai kejadian yang lalu terulang kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
عاطفيةHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'