Ataya buru-buru mendorong dada bidang Valiant. "Jangan, Pak. Saya masih polos," ucapnya diselingi nada candaan.
Valiant yang mendapat tolakan malam tertawa pelan. Sembari merapikan pakaian yang dia gunakan, pria itu membantu Ataya untuk berdiri.
"Pulang dari pesta... Saya makan kamu," gurau Valiant.
"Nggak kenyang apa? Di pesta udah makan, di rumah masih mau makan saya juga?" Ataya benar-benar mempermainkan Valiant, tentu singa itu tidak terima.
"Kamu terlalu meremehkan saya!" desis Valiant. Dia menarik pinggang Ataya menggunakan tangan sebelah kanannya.
Jarak mereka terlalu intim, Ataya harus menahan bagian bawah dan atas mereka berdempetan semakin rapat.
"Eh, ini kenapa masih main peluk-pelukan?!" Sirrea yang baru keluar dari kamarnya, dibuat terkejut dengan keberadaan mereka berdua.
"Valiant! Berhenti menggoda Ataya, sekarang pergi ke pesta, cepat!" tambah wanita itu dengan mata melotot sempurna.
Mendapat teguran nyata dari Sirrea Valiant tidak mengulur-ngulur waktu lagi. Dulu selain mamanya, Sirrea adalah wanita tergalak yang pernah dia temui. Tetapi, sekarang muncul versi dari keduanya yaitu Ataya.
Meninggalkan rumah Sirrea, Valiant dan Ataya bergegas ke tempat dimana pesta itu diadakan. Entah, ini perasaan Ataya saja atau memang terjadi. Valiant tidak pernah berhenti tersenyum selepas mereka pergi dari rumah kakak angkat pria itu.
"Pak Valiant kenapa?" tanya Ataya ragu-ragu. Pria yang ditanya, sibuk menatap jalan raya dengan fokus ke kemudi.
Valiant yang mendengar pertanyaan Ataya masih saja tersenyum. "Nggak apa-apa," jawabnya.
"Gila, ya?" tanya Ataya lagi, sebab kurang puas dengan jawaban Valiant.
"Iya. Gila karena kamu," jawab Valiant masih mempertahankan senyumannya.
Ataya bergidik ngeri. Bulu kuduknya merinding seketika, dikata Valiant terlihat menyeramkan saat mode seperti itu.
"Nakutin, kaya ketempelan setan." Gadis itu mengusap lengannya yang terekspose dengan sengaja. Namun, tingkahnya itu malah menarik perhatian Valiant.
Tangan sebelah kiri Valiant menahan lengan Ataya. "Jangan diusap, kamu kaya mancing saya loh," katanya, tanpa beralih menatap Ataya.
Ataya dengan gemasnya, memukul tangan Valiant yang menahan lengannya.
Plak.
"Ini Pak Valiant kenapa sih?! Mesum banget perasaan. Masa usap lengan sendiri, dikata mancing?" kesal Ataya dengan bibirnya yang mengerucut.
Pria tampan itu, merasa dirinya menjadi aneh. Memang, Valiant mengakui dirinya menjadi lebih mesum saat berdekatan dengan Ataya.
"Mungkin, saya kena puber kedua." Ini sebuah kemungkinan, tapi sebenarnya modus itu real dari otak dan hati Valiant sendiri.
Mendengar itu, bulu kuduk Ataya semakin berdiri. Selain, suhu mobil yang menjadi dingin, pencahayaan remang-remang juga menjadi faktor utamanya.
"TBL TBL TBL... Takut banget loch!" pekik Ataya, nadanya sangat persis seperti video yang dia lihat beberapa waktu lalu.
Tidak membutuhkan waktu lama, sebab waktu juga menjadi lebih cepat saat mereka berdua, mereka akhirnya sampai ke tempat tujuan.
Sebuah gedung tinggi nan mewah, berdiri kokoh di depan mereka. Valiant buru-buru turun dari mobil, lalu mengelilingi mobil itu dan sebagai laki-laki yang baik, dia membukakan pintu untuk Ataya.
![](https://img.wattpad.com/cover/277763672-288-k629438.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
RomanceHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'