"Pala bapak kau, kiss me! kiss me!"
Ataya mendorong Valiant cukup kuat, membuat pria itu mundur beberapa langkah dari tempatnya.
Dengan tatapan tajam dan telunjuk menunjuk wajah Valiant, Ataya mengeluarkan unek-uneknya. "Apa, Pak Valiant nggak malu?!" katanya.
Malu kenapa?
"Ataya ini anak di bawah umur! Main noda-noda 'in aja," lanjut Ataya dramatis sambil menutupi kedua dadanya dengan tangannya.
Mendapatkan penolakan itu, Valiant malah menyunggingkan senyum ganasnya. "Kenapa nutupnya disitu, sayakan mau bibir kamu," ucapnya santai.
"Lagian, Ataya... Di bawah umur dari sisi mananya? Kita pernah ngelakuin hal lebih loh di dalam kamar." Bangs*t! Valiant kenapa mengungkit itu lagi, mana saat itu Ataya sangat pasrah.
"Heh?! Nggak, ya," elak Ataya. "Jadi makan ngga sih?!" Ataya mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka agar tidak ambigu.
Valiant nampak berpikir sebentar. Lalu menatap Ataya dengan sayang. "Jadi, ayo... Mama pasti udah nunggu kamu." Ditariknya tangan Ataya ke dalam mobil, tanpa memikirkan bagaimana perasaan gadis itu yang ketar-ketir tak karuan.
"Hah?! Mama?!" Ataya berusaha menahan tangan Valiant. Namun, tertambat Valiant berhasil memasukkannya ke dalam mobil dengan paksa, bahkan mendorong kepalanya hingga hampir patah.
Valiant ikut masuk, duduk di jok pengemudi dan langsung menancap gas mobil, hingga melaju melewati malam.
"Woy! Ini kita mau kemana?! Ataya masih jadi gembel loh!" teriak Ataya panik, namun si pelaku pembawa kaburnya tidak mengubsir sama sekali.
Mobil benar-benar melaju cepat di jalan raya. Mata Ataya hanya mampu melotot ke depan, dia akan mati jika melompat dari mobil sekarang.
"Pak Valiant! Kalau nggak mau lambatin kecepatan mobil, Ataya nggak mau nikah, ya!" ancam Ataya.
Yah, siapa sangka ancaman Ataya ampuh juga. Valiant memelankan laju mobilnya, pelan tapi pasti, mereka sampai juga ke tempat tujuan.
"Kita udah sampai," ucap Valiant santai.
Ataya melongo, kecepatan mobil Valiant membuatnya tidak sadar sudah berapa lama mereka melaju.
Disini mereka sekarang, di depan rumah mewah yang beberapa hari lalu Ataya kunjungi. Rumah Valiant, rumah yang hanya di huni oleh Valiant dan Ibunya.
"Anjir, nggak kira-kira nih orang. Saya masih pakai sarung, Pak Valiant yang tersayang..." Rasanya ingin menghilang saja dari muka bumi ini.
Valiant merasa tidak ada aneh dari penampilan Ataya, mungkin karena sudah terbiasa melihat keanehan gadis itu, mungkin saja.
"Ayo turun," ajak Valiant. Pria itu terlebih dulu keluar, hendak memutari mobil untuk membukakan Ataya pintu. Namun, si mandiri Ataya malah keluar lebih dulu dan mengatakan sesuatu yang tak terduga. "Saya bukan princess!"
"Kamu princess di hati saya," celetuk Valiant bercanda.
Mereka berdua berjalan beriringan masuk ke dalam rumah itu. Kaki Ataya bergetar tak karuan, terakhir kali dia dan Mama Valiant bertemu saat wanita paruh baya itu masih mengalami gangguan mental yang lumayan parah.
"Mama kangen banget loh sama kamu." Valiant seperti mengerti apa yang di pikirkan oleh Ataya.
Ataya tidak mengubsir itu, dia lebih prihatin melihat keadaannya sekarang. Bayangkan saja, kalian ingin bertemu dengan calon Mama Mertua, tapi masih berpakaian profesi asli!
Detak jantung Ataya kian menggebu-gebu. Napasnya tersengal-sengal saking takutnya, takut di usir dari rumah karena tampilannya. Apa Mama Valiant sehat sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
RomanceHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'