Pengakuan itu cukup membuat Ataya terkejut, mereka yang dipertemukan dan disatukan dengan cara yang luar biasa. Valiant kali ini terlihat seperti dua orang yang berbeda, dia memiliki sisi lembutnya. Hati Ataya menghangat di depan semua orang, Valiant menyatakan keseriusannya.
***
"Nggak nanggung-nanggung Si Pak Valiant. Video kalian langsung trending di kampus!" sorak Sisi bahagia.
Ataya baru datang ke kampus pagi ini, pantas saja semua tatapan mengarah padanya. Bukan hanya sejurusan-nya yang tau, melainkan satu kampus. Luar biasa, Ataya jadi selebriti dadakan.
"Malu gue..." lirih Ataya pelan sambil menutup wajahnya saat berjalan di koridor bersama Sisi.
"Ngapain, malu?! Sumpah, Yaa... Gue baper, mana lu cantik banget di sini." Sisi masih heboh, tangannya berulang kali menekan video yang sama.
"Tetap gue malu!" pipi Ataya kian memanas saat mereka berpapasan dengan beberapa mahasiswa lain.
"Punya urat malu juga lu?" todong Sisi kesal. Ataya biasanya tidak punya urat malu.
"Lu kata gue kagak normal. Gue masih normal," kesal Ataya tidak terima. Dia masih normal, otaknya mungkin sedikit bergeser saja.
Di saat mereka berjalan, di tempat lain Valiant baru datang ke kampus jam segini. Valiant turun dari mobilnya dengan damage yang terpancar kuat.
Valiant membuka pintu mobilnya, kacamata hitam menghiasi wajahnya yang tampan. Entah mengapa, aura calon pengantin sungguh luar biasa.
Yang melihat Valiant kali ini langsung di buat geger, semua mahasiswi memekik kuat sambil mengigit kuku jarinya.
"Yaaa... Calon lu datang!" pekik Sisi tak kalah heboh dari yang lain.
Ataya yang dapat melihat Valiant dari arah tempatnya berdiri, ikut menganga baru kali ini aura Valiant membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
"Yaaa... Ganteng banget, sumpah! Walau galak, gue tetap ngaku tuh Sugar Daddy ganteng banget!" Sisi hampir mimisan dibuatnya, kakinya bahkan tidak tahan menahan bobot tubuhnya.
"Gue aduin, ke Jamaluddin baru tau rasa," ancam Ataya ke Sisi, terpaksa Sisi membungkam mulutnya seketika.
Masih memperhatikan Valiant, dosennya itu terlihat berbicara pada dua mahasiswi yang ada di area parkiran.
"Kalian lihat Ataya?" tanya Valiant belum sadar jika Ataya ikut memperhatikannya.
"Itu..." Mahasiswi itu menunjuk Ataya yang kini diam membatu di tempatnya.
Dengan senyuman sebagai tanda terima kasih dan Valiant pergi menyusul Ataya. Valiant mendekati Ataya dengan senyum yang merekah indah, kacamata hitam masih menghiasi wajah tampan itu tanpa berniat dia lepas.
"Pagi," sapa Valiant saat dia berhadapan langsung dengan Ataya.
Ataya belum bisa mengumpulkan kekuatannya, terlihat dia bingung ingin menjawab apa. Sampai Sisi menyikut lengan Ataya cukup keras.
"P-Pagi," balas Ataya canggung.
"Udah sarapan?" tanya Valiant setelahnya dan di jawab gelengan oleh Ataya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
RomantizmHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'