Rumor yang Ataya takutkan benar-benar terjadi. Tersebar diberbagai penjuru lingkungan kosnya, semua orang berbisik di waktu pagi tadi. Ataya yang sempat menyapa ibu-ibu sekitar dan berujung mendengar topik pembicaraan mereka.
Valiant membuatnya ditatap buruk oleh warga sekitar. Untungnya, ada Tante Jubaedah yang membela Ataya. Tetapi, gosip terlanjur tersebar. Dari mulut ke mulut dan berbagai versi buruk mereka semua.
Ataya simpanan Dosen.
Ataya sembunyi'in pacar ganteng.
Ataya pasti pakai pelet, nih.
Banyak lagi. Ataya takut diusir dari lingkungannya. Ataya ingin menjadi orang yang baik semasa hidup. Terkecuali, untuk orang yang menganggunya. Dibalik semua kesulitan yang dia dapatkan. Ataya tetap mempertahankan sikap ramahnya. Walaupun, dia tak pernah dianggap ada oleh orang-orang.
Ataya mencoba melupakan yang terjadi tadi pagi. Dia menyapa semua orang yang ditemui. Universitas Master In Law menjadi salah satu tempat Ataya menebar keceriaannya.
"Selamat pagi, semuanya..." sapa Ataya saat melewati koridor.
Kalian tau? Mereka memandang ketulusan Ataya dengan sebelah mata. Apa Ataya terlalu buruk untuk mereka? Yah, memang, posisi Ataya hanya sebagai Gembel Kampus disini tidak lebih.
Ataya mengangkat bahunya acuh. Dia berjalan santai menuju kelasnya diujung koridor. Diantar semua tempat, hanya kelasnya yang bisa menerima tingkah absurd gadis itu. Mungkin, karena semua penghuninya bersikap sama.
Lihat saja. Kedatangan Ataya disambut dengan kericuhan mereka. Masih ingat dengan cowok yang hari itu, kepalanya tersangkut di jendela? Tidak, ralat. Lebih tepatnya, dasi cowok itu yang tersangkut.
Sekarang, entah apa lagi yang membuatnya berteriak bak orang gila dan berlari kesana-kemari mengelilingi kelas.
"Tio!" panggil Ataya. Sumpah, kepala Ataya pusing melihat cowok bernama Tio itu berputar-putar.
"Ya! Kejepit, kejepit!" teriak Tio sangat jelas.
Ataya kebingungan. Apa yang terjepit? Dan mengapa teman-teman mereka tertawa terbahak-bahak seperti itu.
"Napa lagi tu, bocah?" Ataya menghampiri Sisi di kursi tempat mereka berdua biasa duduk.
"Toto-nya kejepit resleting celana," jelas Sisi sambil cekikikan.
Mendengar penjelasan Sisi, Ataya seketika menepuk jidatnya.
"Tio, lepasin sendirilah, jangan sampai gue yang lepas sama toto lo sekalian!" teriak Ataya memperingati.
Seisi kelas semakin tertawa. Tio memang tipikal orang yang tidak bisa berpikir jernih saat panik. Dia hanya bisa berteriak ketakutan.
Serius saja. Kelas Fakultas Teknik Komputer ini menjadi kelas paling ribut diantara semua kelas. Bahkan, mengalahkan Teknik Otomotif yang bertahun-tahun mendapat julukan itu.
Ataya tertawa hingga perutnya sakit. Namun, selang beberapa menit, kelas menjadi hening bak TPU jeruk purut. Mata Ataya mencari letak ketakutan yang mampu membungkam mulut teman kelasnya.
Ah, ternyata ini masalahnya.
Valiant. Si Dosen Rese yang berdiri gagah depan pintu kelas mereka. Tatapan tajamnya kembali berfungsi dengan baik.
Ataya berdecak sebal. "Mulai, mulai lagi akting lo!" katanya penuh kekesalan, namun sangat pelan.
Tidak butuh gertakan, hanya dengan tatapan saja, Valiant mampu merapikan barisan kelas mereka.
Dosen Rese itu melangkah masuk. Suara langkah sepatu mahal, mengiringi irama jantung mereka semua. Kecuali, Ataya menaruh dendam untuk Dosen itu
"Kalian terlalu berisik." Barulah, suara Valiant terdengar. Pria itu mendudukkan dirinya di kursi tempat biasa dia mengajar dan mulai mengoceh tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAMPUS (END)
RomanceHanya kisah absurd dari anak yatim piatu angkatan 2015, yang selalu terkena kesialan dalam hidupnya. ®Dont Copy My Story'