Extra Part 1

2.5K 266 23
                                    

Dilarang baca sebelum komen! Awas aja, Kanjeng kutuk kalian jadi anak kodok.

Absen dong, masih simpan cerita ini nggak?

•••

Malas beranjak dari tempat tidur ketika suara pekikan terus mengusik pendengaran. Dia sama sekali tidak sadar, suaranya adalah polusi di pagi hari. Ah, ralat. suara yang menjadi polusi di setiap kesempatan.

"Apa lo, hah?!"

"Memangnya kenapa kalau gue belum bisa punya anak!"

"Alah, iri bilang kutil babi!"

"Gue belum hamil tapi, udah nikah. Daripada lo, belum nikah udah hamil duluan!"

Gadis ah, bukan gadis tapi wanita. Dia mengganti statusnya beberapa bulan lalu. Dari gadis menjadi wanita. Siapa lagi kalau bukan, Ataya Sea.

Bahkan, matahari baru memunculkan batang hidungnya. Saat Ataya mulai saling memaki dengan tetangga mereka. Yah, karena resmi menjadi istri seorang Dosen muda kaya raya, otomatis dia tinggal di rumah pria itu.

Semuanya terasa menyenangkan. Kecuali, mempunya tetangga bermulut ikan buntal. Tetangganya selalu bergosip ria, mengenai pernikahan Valiant dan Ataya.

"Jangan kebanyakan urusin hidup orang. Hidup lo aja belum tentu bener!" kesal Ataya.

Tetangga Valiant yang sempat berbisik mengenai kehamilan Ataya, seketika bungkam dengan makian yang wanita itu keluarkan.

Mendengar keributan yang terjadi. Valiant meraba-raba sisi tempat Ataya biasa tertidur pulas. Istrinya tidak ada di tempatnya. Itu artinya, suara itu berasal dari mulut Ataya.

Valiant menguap. Dia merenggangkan kedua tangannya, melemaskan setiap otot yang terasa kaku. Waktunya berperang bersama istrinya di pagi hari.

Pria itu menghampiri istrinya yang masih melakukan adu mulut dengan para tetangga mereka.

Hap!

Diam-diam, Valiant memeluk Ataya dari belakang. Melayangkan satu kecupan di pipi istrinya yang sedikit memerah.

"Masih pagi, Ataya..." bisik Valiant. Pria itu tidak memperdulikan beberapa tetangga yang melihat keromantisan mereka.

"Lepas!" Ataya menyentak tangan Valiant yang melingkar di pinggangnya.

"Sini lo maju. Jangan kumpul sambil gosip ramai-ramai gitu!" Mereka terlalu meremehkan Ataya. Sudah cukup, selama ini Ataya diam dan makan hati atas ucapan mereka semua.

Sama sekali Valiant tidak marah atau malu melihat tingkah Ataya. Yah, mau bagaimana lagi, istri memang seperti itu.

Pria itu tersenyum dan kembali memeluk Ataya dari belakang, mencoba menenangkan beruk yang mengamuk.

"Masuk, ya. Urat leher kamu bisa putus," ucap Valiant lembut.

Tangan Ataya masih terkepal kuat. Jika bukan karena menghargai suaminya, Ataya bisa saja langsung menyerang mereka semua.

"Mulut mereka jelek, sumpah!" kata Ataya kesal.

Valiant tersenyum dan mengangguk. "Nggak apa-apa. Asalkan, kamu jangan ikut-ikutan seperti mereka."

Setelah menikah dan saling terbuka satu sama lain, Valiant semakin memahami Ataya. Istrinya hanya membutuhkan tempat, untuk membagi setiap ceritanya.

Dituntunnya Ataya masuk kembali ke dalam rumah. Terlihat, wanita itu tidak melayangkan protes sama sekali.

"Duduk dulu." Mereka mendudukkan diri di atas sofa.

Tangan Valiant terangkat mengusap rambut Ataya yang masih acak-acakan. Istri itu, bahkan belum mengganti piyama tidurnya.

GEMBEL KAMPUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang