Teman SD satu

5.4K 693 69
                                    

"Perkenalkan, saya Valiant Garrel Herlambang. Sepertinya, kamu sudah membaca papan nama saya-Ataya Sea," ujar Valiant sombong.

Valiant menatap mahasiswi pemberani di depannya, menarik sekali. Tapi, kenapa ruangannya jadi busuk begini saat Ataya masuk?

Tolonglah, Valiant seorang pria pembersih!

"Kamu yang bau busuk?" tanya Valiant hati-hati. Takutnya Ataya tersinggung dengan perkataannya.

"Oh, bapak baru sadar? iya, saya yang bau busuk. Habis kecebur selokan," jawab Ataya santai. Namun, mulai mengubah cara bicaranya.

Valiant panik bukan main. Tangannya tadi menyeret tangan Ataya. Bekas selokan? penuh kuman dan bau busuk ini. Tidakkk!

"Apa?! keluar kamu dari ruangan saya Ataya!" usir Valiant panik.

"Lah, yang ngajak saya masuk siapa?! yang ngusir juga siapa?!" ucap Ataya sewot.

"Ih! kamu pembawa kuman! Pergi dari ruangan saya sekarang!" usir Valiant. Valiant terus mengibas-ngibaskan tangannya, berharap kuman yang menempel terhempas jauh.

Ternyata di kampus ini semua orang sama saja. Memandang seseorang dengan sebelah mata saja. Slogannya saja kampus idaman dan berkelas. Ternyata kelasnya, kelas rendahan.

"Cih! rugi gue sopan sama Dosen kaya lo!" maki Ataya pada Valiant.

Sebelum benar-benar keluar dari ruangan Valiant. Ataya mengambil ke sempatan melepas kantong plastik dari sepatunya.

"Makan tuh kuman!" Ataya melempar kantong plastik tepat sasaran. Yah, tepat diwajah tampan Valiant.

"Tidak! Ataya Sea!" Suara memekik Valiant menggelegar hingga keluar ruangan.

Ataya sangat memcemooh kampus ini. Semuanya terlihat bagus dan mewah, hanya saja, isinya kurang etika. Baik kalau begitu, Ataya akan memperlihatkan etika buruk yang sesungguhnya.

"Ataya!"

Siapa lagi yang memanggil namanya. Ataya sudah malas mendengar namanya dipanggil oleh mereka.

"Ataya!"

Kerasa kepala, orang itu terus saja memanggil namanya.

"Ataya Sea, berhenti!"

Refleks Ataya berhenti. Dia langsung berbalik, tanpa slowmotion terlebih dulu. Ataya memincingkan matanya, melihat cowok lumayan tampan tersenyum kearahnya. Cowok itu yang baru saja memanggilnya.

"Dia manggil gue atau manggil arwah gue?" pikir Ataya.

"Nggak mungkin tuh orang kenal sama gue. Secara, kecantikan gue udah kagak bisa dikenali," lanjutnya.

Dengan napas ngos-ngosan cowok itu segera menghampiri Ataya. Wajahnya memang tidak asing, tetapi Ataya lupa pernah melihatnya dimana. Mungkin poster iklan di jalan?

"G-gue teriak dari tadi lo nggak dengar!" katanya terbata-bata. Cowok itu mengibas rambut hitam pekatnya yang badai. Aroma shampoo mahal seketika menyeruak.

"Yah, lo kenapa teriak?" tanya Ataya. Memangnya dia yang minta?!

"Jangan bilang lo kagak kenal gue?!" Cowok itu seketika panik. Matanya melotot sambil menunjuk diri sendiri.

Ataya meneliti seksama. Kenal? Ah, Ataya itu pelupa. Dia bisa melupakan sesuatu dengan mudah. Bahkan, sekarang dia lupa. Apa kompor di kost sudah dimatikan atau belum?

Cowok itu menganga tak percaya. Dengan lebay, dia menutup mulutnya. "Astaga! Ataya ini gue Jack! Teman SD lo. Masa lo nggak ingat?!" tanyanya mulai panik. Terlihat, dia takut jika Ataya lupa ingatan.

GEMBEL KAMPUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang