Enjoy reading all!
🦋🦋🦋
Tap! Tap! Tap!
Suara ketukan sepatu terdengar sangat nyaring di telinga, ruangan yang sunyi menambah kesan seram bagi yang mendengarnya.
Seorang gadis duduk di atas singgasananya.
Gadis itu Bebyana Selvana G.
Di samping kursi yang ia duduki banyak lelaki, dengan penampilan rapi, memakai jas dan juga dasi.
Tempat ini adalah tempat eksekusi mati bagi seorang penghianat atau bahkan orang yang tengah mengganggu queen mereka.
Di depan mereka sudah ada seorang pria yang tangannya digantung dengan menggunakan tali.
"Bajingan kalian!" Ucap orang itu.
Bebyana, wanita satu-satunya yang berada di sana, dengan segera memerintahkan kepada anak buah nya untuk memulai eksekusi tersebut.
Seorang laki-laki maju ke arah penghianat itu dengan membawa belati di tangannya.
"T-ti-tidak j-jangan laku-kan itu."pria itu menggeleng kuat.
Dengan wajah yang tak berekspresi laki-laki itu menggores pipi kanan pria itu, dilanjutkan dengan menggores tubuh yang lainnya.
"Arggghhhh...hen-hentikan..arghhh!"
Erangan pria itu tak membangkitkan rasa kasihan pada pria itu, malahan hal itu membuat para lelaki yang menyiksanya jadi tambah semangat.
"Potong jari tangannya!" Perintah Beby pada bawahannya.
Laki-laki yang lain pun maju dengan membawa kapak yang sangat tajam.
Wajah dingin nya tak menunjukkan ekspresi kasihan pada sang penghianat.
Ia mengambil tangan yang tadi digantung dengan tali, dan dengan santainya ia memotong jari pria itu.
"Arrghhh shhh sa-sakittt!" Pria itu berteriak
Beby menyuruh satu anak buahnya untuk membawakan air lemon.
Dengan cepat, salah satu dari mereka membawakan perasan air lemon.
"Siram dia!"
Mereka mengangguk dan langsung saja perasaan lemon itu disiramkan ke arah pria yang kini tengah terduduk lemas, akibat siksaan mereka.
"Arggghhhh perih...perih!" Pria itu mendongak dan menatap kearah Beby dengan tatapan tajam.
"Kau...ba-bajingan k-kecil kur-ang a-jarr!"
Pria itu menunjuk Beby, dengan kasar tangan yang tadi menunjuk itu malah terpotong oleh seseorang yang kini memegang kapak.
"Arrghhh...!"
Darah sudah ada dimana mana, bahkan lantai yang tadinya berwarna putih kini telah berganti menjadi warna merah.
"Dan terakhir, pengal kepalanya!" Beby dengan singkat tersenyum miring.
"T-ti-tidak j-jangan jang--"
Ucapan pria itu terpotong akibat Beby memenggal kepala pria itu.
Beby membuang pedang yang tadi ia gunakan untuk memenggal kepala pria yang sudah tak bernyawa
"Selesai."
Beby keluar dari ruangan yang penuh dengan darah penghianat.
"Buang mayat itu ke hutan! Kalo perlu bakar sekalian!" Perintah seorang laki laki yang diyakini adalah tangan pengawal pribadi Bebyana.
"Siap, bos!"
🦋🦋🦋
Setelah dari ruang eksekusi Beby pun berjalan ke arah kamar mandi, untuk membersihkan diri.
Seusai ia mandi ia berjalan kearah lemari yang berada di kamarnya.
Memang sekarang ia bukan berada di rumahnya, melainkan berada di markas mafia milik kakeknya.
Tapi disini ada kamar khusus untuk dirinya dan juga kamar lainnya untuk para anggota yang memang berjaga malam di markas.
Ia memilih kaos kebesaran berwarna putih dan juga celana sepaha berwarna blue jeans.
Setelah selesai ia keluar dari kamar dan menuju ruangan Kakek nya.
Tok tok tok terotok (jadi inget kartun frozen😂)
Beby membuka pintu ruangan Kakek nya.
"Grandpa!" Beby berlari kearah Kakek nya dan langsung memeluk Ayah dari Papa nya itu.
"Oh cucu ku!" Pria paruh baya itu membalas pelukan dari sang cucu dengan erat.
"Grandpa kemana saja? Tidak tahukah kau, kalo aku sedang merindukan mu?" Beby melepaskan pelukannya dan langsung melirik sinis Kakeknya.
"Oh... Maafkanlah aku princess, Grandpa sebenarnya juga merindukan mu! Tapi kau tau sendiri, pekerjaan ini tidak bisa di tinggal."
Baiklah-baiklah sepertinya aku punya cara untuk memanfaatkan kesempatan ini.
"Baiklah tapi ada syaratnya!" Beby menatap Kakeknya sambil menaik turunkan alisnya.
'tanda bahaya!?' begitulah kira-kira batin Kakeknya
"Jangan macam-macam princess!" Kakek menatap Beby dengan pandangan was was.
Pasalnya dulu pernah terjadi seperti ini.
Beby meminta kepada Kakeknya untuk ikut andil dalam misi mafia yang bisa saja membahayakan cucu perempuan satu satunya itu.
"Tidak macam macam Appa, hanya satu macam!" Beby berkata dengan santai.
Grandpa atau Appa : panggilan kesayangan Beby kepada Kakeknya.
Bahkan ia dengan santai duduk di kursi kerja sang Kakek, sambil menatap Kakeknya dengan senyum miringnya.
"Aku mau...."
🦋🦋🦋
Aku mau apa? Hehe.
Mana saya tau saya kan ikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bebyana(hiatus)
Mystery / ThrillerBebyana Selvana gadis cantik penuh misteri yang menjadikan nya seorang gadis yang banyak di incar oleh kalangan lelaki. Tidak hanya karena parasnya yang cantik, ia juga ramah dan juga baik. Beby adalah nama panggilan nya. Banyak yang mengira Beby a...