Part 38

1.3K 86 109
                                    

Jika ada typo tolong tandai ya
Happy reading my story!

•••

Sama-sama bego, nggak boleh berantem.
~Denting Alanasya.

Kamis, 14 Oktober 2021

🦋🦋🦋

Almeera saat ini sedang berada di cafe aurhopia, cafe para anak milenial. Di depan nya sudah ada seorang laki-laki yang menatap nya lembut.

"Makan yang banyak yah!" Laki-laki itu mengusap rambut Almeera.

"Kamu nggak makan?"

"Lihat kamu makan aja aku udah kenyang!"

"Emang bisa?"

"Apa sih yang nggak bisa buat kamu?" Laki-laki itu menaik turun kan alisnya, membuat pipi Almeera bersemu merah.

"Nggak yambung!"

"Ya tinggal di sambungin aja." Almeera berdecak kesal saat mendengar jawaban kekasihnya itu.

"Kak, ternyata bener... Aku seharusnya nggak sahabat an sama Bebyana!" Guman Almeera, lelaki di depannya mengerutkan kening bertanya.

"Aku udah tau semuanya! Bebyana bukan mau jadi sahabat aku, tapi Bebyana hanya mau ngelindungin aku! Aku nggak tau ini salah atau bener, tapi ucapan Denting selalu berputar di kepala ku! Aku nggak bisa ngelupain samua itu!" Almeera berguman lirih.

Lelaki itu mengusap rambut Almeera berniat untuk menenangkan Almeera yang sedih.

"Kamu jangan sedih, kan masih ada aku disini!"

"Aku sayang banget sama kamu!" Almeera menubruk dada bidang lelaki itu sehingga membuat mereka hampir saja terjatuh.

"Aku juga sayang sama kamu! ILY!" Tanpa Almeera sadari lelaki tersebut menyeringai puas mendengar cerita Almeera.

Beby menatap datar pandangan yang ada di hadapan nya, Almeera dan pacarnya.

Inilah kenapa ia tidak mau Denting menyusulnya ke Indonesia Dan menghancurkan semua rencana yang ia buat, tapi ia tidak bisa apa-apa ia terlalu lemah jika berhadapan dengan Denting.

"Cowok munafik dan cewek bego!" Umpat nya lalu pergi dari cafe tersebut.

🦋🦋🦋

Seorang gadis tengah berkutat dengan handphone yanga da di genggaman nya. Ia mengetikan nama di salah satu aplikasi berbentuk telephone.

Ia berjalan menuju ruang bawah tanah.

"Halo?"

"Ada tugas buat lo!"

"Tugas apa Nona?"

"Perketat peneroran Almeera, jangan biarkan dia bahagia sedetik pun!" Dia menggertakan giginya.

"Siap Nona!"

Gadis itu menutup jaringan telephone nya.

Ia menatap foto Almeera dengah tajam didinding kusam yang ada di ruang bawah tanah, gadis itu mengambil pisau lipat di atas meja dan mulai mengarahkan pisau tersebut ke foto Almeera.

Ia bahkan dengan kejam menancapkan pisau tajam itu di foto tersebut, dendam nya masih saja tetap ada walaupun ia sudah meneror dan membuat Almeera merasa depresi.

"Gue benci lo Almeera! Lo dan kembaran lo itu emang pembawa sial!" Umpat nya.

"Alsyera lo akan segera bertemu dengan kembaran mu!"

I'm Bebyana(hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang