Lelaki itu berpikir bahwa kehadiran sang gadis merupakan alasan hidupnya menjadi sempurna.
Dia tidak tahu kalau gadis itu lah yang akan menjadi alasan dari kehancuran dunianya.
Entah harus menyesal atau merasa beruntung membiarkan gadis itu memasuki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue ngga takut jadi seorang kriminal demi seorang El Ann Gastha
– Steven Divanes –
.
.
｡｡༚ᕙ･･ᕗ༚｡｡
Shireen mengoleskan lipcream ke bibir, menatap pantulan dirinya di cermin toilet sekolah. Setelah dirasa sudah cukup gadis itu kembali memasukkan benda itu ke dalam saku almameter nya, beralih merapihkan rambut berwarna coklat nya kemudian.
"Kelompok lo tampilin karya apa setelah jam istirahat nanti?" Tanya Ann memperhatikan Shireen yang masih sibuk bersolek.
"Harusnya gue ngga sih yang nanya gitu?" Kekeh Shireen.
Ann mengendikkan bahu kemudian melempar senyum penuh sirat ke arah Shireen, "lo pasti tahu."
Shireen pun tergelak menyikut pinggang Ann memberikan lirikan yang juga penuh arti.
"Emang percuma bohong kalau sama lo."
Kedua gadis yang masih setia berdiri di depan westafel toilet itu kompak menoleh saat derit suara pintu salah satu bilik toilet terdengar, seseorang keluar dari dalamnya.
Aurora sempat menghentikan langkah menatap Ann dan Shireen yang juga sedang menatapnya. Lalu dengan tatapan angkuh gadis itu berjalan kearah westafel, menyalakan kran dan membasuh kedua tangan nya.
"Ra, kelompok lo tampilin apa sebagai gantinya?" Tanya Shireen sengaja memancing, melipat lengan nya di dada tersenyum manis.
"Kenapa lo mau tau?" Desis Aurora melirik tajam Shireen.
"Cih salty banget. Gue cuma nanya."
Aurora segera mengeringkan tangan nya buru-buru akan segera pergi, namun Shireen sudah lebih dulu menahan langkah gadis itu.
"Aurora Hermes. Lo ngambil marga keluarga nyokap lo untuk nama belakang. Cukup ngga wajar."
Ucapan Ann yang terdengar santai itu mampu membuat Aurora menekuk kedua alisnya dengan mata yang membelalak tajam. Seperti memang apa yang dibicarakan Ann sangatlah sensitif dan tidak boleh ada orang lain yang tahu.
"Gak usah sok tau!–"
"Oh apa lo takut di bully? Takut apa yang lo alami di sekolah lo dulu kembali terulang di global Divanes kalau lo memakai marga Gerrard?" Potong Ann dengan seringaian nya.
