Song recommendation | Kehilangan ~ Christina The
Ann berjanji akan memberikan hukuman pada dirinya sendiri.
Hukuman paling berat yang tidak akan pernah orang bayangkan
.
.
.
Ann memperhatikan Steven yang tengah menyingkirkan potongan wortel di dalam nampan makanan nya.
"Lo ngga bisa makan wortel kan?" Tanya lelaki itu pada Ann yang mendapat anggukan.
"Harusnya lo bilang tadi ngga usah masukin acar nya."
"Perhatian nih?" Ledek Ann dengan sebelah alis terangkat.
Steven tampak melengos mengetukkan sumpit yang ia pegang ke atas piring sebagai bentuk penekanan atas ucapan nya.
"Kalau lo sakit nanti gue yang repot! Lo mau diserbu wartawan pas pulang sekolah karena kita ngga selayaknya pasangan?! Gue sih ogah! Udah muak banget gue sama wartawan."
Ann hanya tertawa kecil. Bergerak menopang dagunya dan memperhatikan Steven dengan sangat serius.
"Lo masih suka sama gue yaaa?" Tuding Ann menunjuk Steven yang sontak saja langsung terbatuk-batuk.
Tak langsung menjawab. Steven segera menegak habis segelas lemon tea miliknya dan setelah selesai menetralkan keterkejutan nya lelaki itu langsung menatap Ann dengan tajam.
"Pertanyaan bodoh macam apa itu?"
Ann sontak tertawa kencang setelah berhasil mengerjai 'teman hidup' nya itu. Gadis itu sampai mengeluarkan air mata saking tergelaknya.
Ini Steven Divanes yang dia kenal.
Steven Divanes yang selalu sewot dan frontal atas segala sesuatu.
Dan Ann menyukai sifat Steven yang seperti itu. Setidaknya bisa membuat dia terhibur dan tertawa atas suatu hal sekecil apapun itu.
BYUUUURRRRR
"HAPPY BIRTHDAY ANAK PEMBUNUH!"
Steven dan Ann sama-sama menoleh dengan cepat kearah pintu kantin. Dan keduanya sama-sama terkejut ketika melihat kekacauan yang terjadi.
Ken sudah basah kuyup dengan penuh tepung tepat di tengah kerumunan yang bersorak. Ann mengepalkan kedua tangannya, dia sangat marah sampai ingin memaki semua orang. Terlebih disaat matanya mendapati telur dan tomat di setiap tangan murid Divanes yang siap dilemparkan pada Ken.
"Lo disini, biar gue yang kesana. Bisa lo yang kena nanti," tahan Steven ketika Ann sudah bergegas menghampiri kerumunan di depan pintu kantin sana.
Ann melepaskan cekalan tangan Steven pada pergelangan tangannya menatap Steven dengan tajam dan penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMUFLASE
Teen FictionLelaki itu berpikir bahwa kehadiran sang gadis merupakan alasan hidupnya menjadi sempurna. Dia tidak tahu kalau gadis itu lah yang akan menjadi alasan dari kehancuran dunianya. Entah harus menyesal atau merasa beruntung membiarkan gadis itu memasuki...