Bagian 36 : another truth

49 5 44
                                    

Song recommendation | kembalikan senyumku ~ Melly Goeslaw

Bertahan hidup seorang diri dibalik kejamnya dunia dan kebencian publik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertahan hidup seorang diri dibalik kejamnya dunia dan kebencian publik.

Anak lelaki yang tidak sepantasnya harus menanggung dosa yang bahkan tidak pernah dia lakukan.

- kamuflase -


。。༚ᕙ・۝・ᕗ༚。。



Steven menatap jengah pada Shireen dan Zayn yang tak bisa menutup mulutnya. Entah atas alasan apa Zayn gila itu mengunjungi rumah sakit dan menjenguk Ann, yang jelas Steven sangat kesal dengan kehadiran nya yang menyebabkan kebisingan.

"Bisa gak sih lo berdua ngga usah berisik disini?!"

Kedua orang yang tengah memperebutkan sebungkus Snack itu sama-sama terdiam. Menunduk dan saling melirik satu sama lain, menghindari tatapan tajam Steven yang mengarah pada mereka.

"Zayn tuh!" Seru Shireen tak mau disalahkan.

Bibir Zayn merengut maju, pundaknya menegak menunjuk Shireen dengan tatapan tidak terima.

"Apaan! Lo yang mulai ya! Ini gue yang pertama ngambil malah mau lo makan!"

Steven mendengus kasar melepas sepatu dan kaus kaki yang dia kenakan. Melemparkan nya ke arah Zayn. Membuat lelaki berdarah Thailand itu mengangkat kedua tangan membuat perlindungan untuk kepalanya.

"Lo lagi di kamar rawat gak usah berisik!"

Zayn hanya bisa mendumal, menyumpah serapahi Steven dalam diam yang hanya marah kepadanya, dan membiarkan Shireen berhasil menguasai Snack miliknya yang dia dapatkan dari hasil beli Zay dan Axel di salah satu supermarket sebelum mereka menuju ke rumah sakit.

Steven melirik Ann yang terduduk sila di atas kasur rawatnya. Was-was takut gadis itu merasa terganggu. Namun Steven bisa sedikit menghembuskan nafas lega karena mendapati Ann yang hanya tersenyum geli melihat dua orang yang terus berisik itu.

"Maaf soal yang waktu itu ya, Ann. Gue ikut ngeraguin lo."

Axel berdiri menjulang di depan Ann. Tertunduk dengan pandangan menyesal. Sebenarnya, Axel tidak bermaksud meragui Ann, apalagi ikut menuduhnya sebagai pelaku yang menghancurkan hasil karya kelompoknya sendiri. Axel menyaksikan sendiri bagaimana kerasnya Ann membuat desain fashion itu, dia hanya terlalu shock dan memikirkan nasib nilainya yang terancam maka dari itu Axel hanya bisa terdiam kaku saat itu.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang