Song recommendation | In my heart ~ Lim Yeon
Setiap orang memiliki batas lelah sampai rasanya hanya ingin pasrah dan menyerah.
–kamuflase–
。。༚ᕙ・・ᕗ༚。。
Sinar mentari pagi masuk lewat kaca besar yang menampakkan pemandangan langsung diluar sana, taman besar dengan hamparan rerumputan hias yang dirawat sedemikian rupa serta beberapa pria berjas hitam berkacamata yang sudah berdiri tegak melipat kedua tangan di dada.
Sudah 10 menit berlalu tak ada perbincangan apapun antara putri dan seorang ayah yang sedang duduk tenang di kursi meja makan yang mewah saat itu. Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang tidak sengaja beradu.
Ann memandangi hidangan sarapan nya dengan tak nafsu. Namun meski begitu tetap memaksakan mulutnya untuk melahap sepotong roti panggang dengan selai kacang kesukaan ayahnya.
Dia seberusaha mungkin tidak menampakkan raut murungnya di depan Tuan Gastha. Membiarkan sang ayah selalu berpikir bahwa putrinya sedang dalam keadaan baik-baik saja.
"Semalam tidurmu nyenyak? Apakah putriku bermimpi indah?" Tanya Tuan Gastha setelah mengelap sudut bibirnya dengan tissue, sudah menyelesaikan sarapan nya.
Ann mengangguk kecil melempar senyum tipis. "Tentu saja, Pa,"
Tuan Gastha tersenyum lebar beranjak dari kursinya setelah menegak habis segelas air, sempat mengusap lembut rambut sang putri sebelum pamit pergi lebih dulu.
"Papa harus bertemu dengan Tuan Carrol Divanes hari ini, membahas tentang proyek penggabungan. Dan ... tentu saja membahas lebih lanjut mengenai hubunganmu dengan Steven."
Gadis dengan bandu berhiaskan berlian kecil-kecil yang terpasang di rambutnya itu hanya tersenyum gamang mendengar godaan yang keluar dari mulut ayahnya.
Ingin sekali mengatakan dengan jelas bahwa bukan Steven lah yang dia inginkan, dia tidak pernah menyukai lelaki itu walau sedikit pun apalagi sampai mencintai nya. Itu tidak akan mungkin, dan ia bisa menjamin nya.
Jangankan untuk tertidur nyenyak dan bermimpi indah, Ann bahkan semalam suntuk menangis dalam diam di balik gelungan selimut nya. Sampai dia harus menyamarkan jejak air matanya dengan makeup pagi-pagi begini.
Dan ketika dimana kesalahpahaman ini dimulai di saat itu lah mimpi buruk selalu menggerayangi isi kepalanya.
Awal mimpi buruk yang tak akan pernah bisa di hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMUFLASE
Teen FictionLelaki itu berpikir bahwa kehadiran sang gadis merupakan alasan hidupnya menjadi sempurna. Dia tidak tahu kalau gadis itu lah yang akan menjadi alasan dari kehancuran dunianya. Entah harus menyesal atau merasa beruntung membiarkan gadis itu memasuki...