Eksklusif : Sosok dari Ken daery Willer

100 10 7
                                    


Song recommended | introduce me a good person ~ Joy [ red Velvet ]


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aroma khas buku yang pertama kali tercium saat Ken membuka pintu perpustakaan pribadi yang ada dirumahnya.

Dengan membawa secangkir teh hijau ditangan, ia berjalan ke sofa yang menghadap pada jendela besar dengan pemandangan kolam renang dan lapangan golf belakang rumahnya.

Keseharian nya selalu ia habiskan berada disini, atau tidak ke butik menemani sang bunda disana.

Ken mengambil novel yang terletak di meja, membaca judulnya sebentar, lalu ia buka, bermaksud untuk dibaca.

Terkadang Ken sering membaca novel jika dirasa tidak sibuk atau disaat dimana ia tidak tahu hendak melakukan apa. Genre horror, romance, bahkan teenfiction dibacanya.

Novel-novel romance yang berada di perpustakaan ini merupakan koleksi dari bundanya. Setiap ke pusat perbelanjaan wanita yang telah melahirkannya itu selalu mampir ke toko buku.

"Novel horror. Ayah gak nyangka kamu suka baca buku jenis seperti itu" suara berat dari hadapannya membuat Ken menoleh.

Ada sang ayah masih dengan kemeja putih dengan jas yang dipegang di lengannya, mengambil alih duduk di sofa samping.

"Sejak kapan ayah disini?" tanya Ken, ia sudah menutup novelnya, meletakan penanda buku di halaman yang terakhir ia baca sebelum berbicara pada sang ayah.

Sopan santun, hal yang sejak kecil sudah Ken pelajari.

Jika ada orang yang berbicara denganmu, tatap matanya, begitu sang bunda menasihati Ken saat dia masih berumur 9 tahun. Kala itu, Ken sibuk mengelus Jake, Kuda coklat kesayangannya dan tak menghiraukan bundanya yang sedang bercerita.

Mirisnya, jaman sekarang hampir sebagian orang tidak peduli. Mereka sibuk dengan ponsel, bahkan saat ada orang yang bicara dengan mereka.

Sebegitu jahatnya social media sampai membuat manusia menjadi seperti mayat hidup.

"baru aja, kamu kalau udah fokus ke satu hal sampai ngga sadar kalau ada orang di sekitar" kekeh lelaki bermarga Willer tersebut, tangannya mengacak pelan rambut hitam anaknya.

"ngga biasanya ayah pulang sore begini, tidak ada hal yang terjadi bukan?" alis Ken bertaut, memandang sang ayah.

"Bunda mu membuat kue, ayah diteror sedari tadi suruh cepat pulang"

Ken menggeleng-geleng mendengar penjelasan dari ayahnya "terkadang bunda memang menyeramkan"

Tuan Willer tertawa mendengar penuturan sang putra yang memiliki wajah sangat mirip dengannya itu.

"ya, kamu benar Ken. Bunda mu memang mengerikan"

"Tapi ayah sangat mencintai nya bukan?" pertanyaan Ken membuat ayahnya tersenyum, rambut hitamnya dielus lembut, ayahnya menatap lekat mata Ken.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang