Bagian 52 [ Last Chapter ] : Lautan lepas

80 6 23
                                    

Song recommendation | Will be back ~ Sun Hae Im

Song recommendation | Will be back ~ Sun Hae Im

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesepian adalah takdir gue. Gue ngga seharusnya menyeret lo berdua masuk ke lubang gelap yang bahkan gue sendiri gatau gimana cara keluarnya

.

.

.

Suasana begitu sepi senyap, seolah di dunia yang seluas ini hanya mereka berdua yang hidup.

Semilir angin malam yang bertiup membuat rambut sang gadis yang dibiarkan terurai itu bagai menari-nari.

Senyuman itu. Ken sangat merindukan nya. Sampai matanya terasa memanas saking senangnya ia bisa kembali melihat senyuman itu.

Senyuman cantik yang kini terulas di bawah sinar rembulan yang menembus masuk dari celah-celah daun dari pohon besar di tengah hutan.

Ken berjalan mendekat, mempersempit jarak antara nya dengan Ann. Tangan nya yang kekar menarik pinggang Ann melingkar di perut ramping gadis itu, memberi pelukan dari belakang.

"Ken–"

Ann menahan nafas, bulu kuduk nya pun ikut meremang. Bagaimana tidak jika Ken tiba-tiba bertingkah seperti ini? Nafas lelaki itu bahkan terasa jelas di lekukan lehernya.

"Aku capek, Ann. Aku– pengen istirahat. Aku mau tidur, tidur yang nyenyak. Dan ketika aku bangun everything is fine. Aku mau ketika aku buka mata semuanya masih ada. Bunda, Ayah dan ... kamu."

Ann memejamkan matanya menahan sesak yang tak kunjung enyah. Dia sangat merindukan pelukan ini. Namun meski begitu apa yang terjadi sekarang adalah salah.

Ia sudah memutuskan untuk menjadi tunangan Steven. Dan rasanya tidak pantas ketika ia malah berpelukan dan sedekat ini dengan lelaki lain.

Entah mengapa Ann merasa– ia harus menjaga perasaan lelaki Divanes itu.

"Nama belakang lo akan berubah menjadi marga Divanes, tapi bahkan setelah sedekat itu Steven ngga akan pernah bisa benar-benar ngegapai lo. Dan itu lebih sakit"

Gadis itu melepas kedua lengan yang melingkar di perut nya. Berbalik badan berhadapan dengan Ken.

"Ken," panggil Ann lirih.

"Kayanya emang benar kalau sejak awal kita lebih baik ngga usah ketemu. Aku ngga seharusnya masuk ke dalam kehidupan kamu, dengan begitu hidup kamu ngga akan sehancur ini. Seharusnya–"

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang