Bagian 46 : Cahaya yang padam

25 2 10
                                    

Song recommendation | Say goodbye ~ Kim Nayoung

Tanpa harus melihat darimana anak lelaki itu berasal, Ken berhak dicintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa harus melihat darimana anak lelaki itu berasal, Ken berhak dicintai. Dia berhak mendapat kebahagiaan

.

.

.

Sudah beberapa hari berlalu sejak Ken terakhir kali berbicara dengan Ann.

Ann tidak lagi mendatangi kedai paman Yin, di sekolahpun Ann tidak memberikan kesempatan sedikitpun untung bisa membuat Ken bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Yang bisa Ken lakukan sekarang hanyalah termenung dengan isi kepala yang penuh. Membasuh banyaknya tumpukan piring dengan tatapan yang kosong.

"Ngelamun terus. Lo kena marah nanti."

Ken jadi terlonjak hanya karena tepukan pelan di bahu kirinya. Sambil membuang nafas pelan lelaki itu menolehkan kepala ke samping, ingin mencari tahu siapakah orang yang berbicara kepadanya tadi.

"Udah lima hari lo kerja disini masih ngga bisa nyadarin kehadiran gue ya?" Yura terkekeh, mendorong Ken pelan agar menyingkir. Ia menggantikan tugas lelaki itu untuk membasuh piring.

"Yura?" Tanya Ken dengan ragu membuat gadis berambut coklat kemerahan itu menaikkan kedua alisnya.

"Apa kabar?"

Ken masih sibuk memandangi Yura dengan wajah bingungnya. Tidak pernah menduga kalau Yura pun bekerja di hotel Royal luxurious sebelumnya.

Entah dia yang memang tidak sadar akan sekitar atau memang kebetulan saja Yura sebelumnya tidak menampakkan diri maka karena itu ia tidak tahu.

Namun seperti nya opsi pertama yang benar mengingat ucapan Yura tadi yang mengetahui kalau ia sudah bekerja di hotel ini selama lima hari.

"Santai aja. Lo berdiri situ aja gih, daripada kerja sambil ngelamun nanti ada apa-apa lo kena marah," perintah Yura saat Ken hendak mengambil alih lagi pekerjaan nya.

Membenarkan ucapan Yura tersebut, Ken menyandarkan dirinya di senderan tangga. Memperhatikan gerak-gerik si gadis Charvenis yang gesit menyelesaikan pekerjaan nya.

"Lo kemana aja? Gue ngga pernah liat di sekolah lagi."

Yura menghentikan pergerakannya dan menghela nafas berat "gue berhenti sekolah," lalu gadis itu pun melanjutkan pekerjaannya kembali.

"Gue mau mulai hidup yang baru."

Yura membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Ken setelah meletakkan tumpukan piring di sebuah box yang akan dibawa ke ballroom tempat acara besar di langsungkan nanti.

"Sekarang lo tahu kan gimana kerasnya hidup di dunia yang dipenuhi orang-orang jahat ini?"

Ken hanya memandangi Yura dalam diam namun mengiyakan pertanyaan gadis itu. Sekarang ia mengerti mengapa gadis itu rela menjual dirinya sendiri hanya demi mendapatkan uang yang tidak seberapa.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang