Lelaki itu berpikir bahwa kehadiran sang gadis merupakan alasan hidupnya menjadi sempurna.
Dia tidak tahu kalau gadis itu lah yang akan menjadi alasan dari kehancuran dunianya.
Entah harus menyesal atau merasa beruntung membiarkan gadis itu memasuki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak akan berharap banyak.
Semoga semesta masih berbaik hati, memberikan waktu sebentar saja agar aku bisa tetap menggenggam erat tanganmu.
Untuk ku jadikan memori indah agar bisa tetap terus bertahan hidup, memastikan agar kamu baik-baik saja walau dari jauh.
— Kamuflase —
｡｡༚ᕙ･･ᕗ༚｡｡
Gadis dengan bandana merah yang menghias di kepalanya itu menatap pintu besar nan megah di depannya. Kemudian melirik map coklat di tangan nya dengan senyuman penuh arti.
Shireen mendorong pintu ruang kerja Tuan Carrol Divanes, suara ketukan high heels nya yang beradu di lantai berhasil membuat perhatian Tuan Divanes yang sebelumnya sedang duduk membaca berkas-berkas kerjanya menjadi teralih.
"Shireen?"
Gadis itu melempar senyum lebar, menunduk memberi salam.
"Selamat sore, om."
"Ada apa kemari?" Tanya Tuan Carrol merasa heran.
Masih dengan senyuman penuh artinya, gadis itu mendudukkan diri di samping si pria yang lebih tua.
"Wah ternyata penggabungan properti Divanes dengan Gastha group benar-benar akan dilaksanain ya," ujarnya dengan nada takjub ketika tidak sengaja melihat berkas bertumpukan diatas meja.
"Sebenarnya ada tujuan apa kau kemari?" Tanya Tuan Carrol lagi sedikit penuh tekanan, tidak suka waktu kerjanya di usik.
Shireen terkekeh menyilangkan kakinya dengan sangat anggun, kemudian menyodorkan sebuah map coklat yang sedari tadi ia pegang.
"Sepertinya semesta pun ikut mendukung kerja sama dua perusahaan besar ini. Bukalah map itu, Om. Setelah melihat apa di dalamnya kau pasti akan merasa bangga untuk putramu."
Tuan Carrol menarik nafas pelan, matanya memicing menatap Shireen dengan curiga. Namun meski begitu tetap mengikuti ujaran dari keponakan perempuan nya itu. Dia sedikit penasaran apa isi dari map itu sampai Steven, putranya yang selalu melawan nya itu bisa membuatnya bangga.
Mata pria Divanes itu memicing mendapati beberapa lembar foto di dalamnya.
Shireen tersenyum puas ketika Tuan Carrol berhasil melihat lembaran foto itu. Rencananya sudah jelas pasti berhasil.
Rencana untuk memisahkan Ann dari Ken. Dan membuat Steven yang jadi pemenangnya.
Dia tentu tidak akan membiarkan dua orang itu bahagia diatas penderitaan Steven. Bagaimana pun keduanya harus pisah.
