Bagian 49 : Hukuman sang Willer

21 2 2
                                    

Song recommendation| Sampai menutup mata ~ Acha Septriasa

Note : Tanda ini [ ×||× ] artinya ganti hari yaa^_^

Note : Tanda ini [ ×||× ] artinya ganti hari yaa^_^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ernest Willer

.

.

.

"Ke sunflower sekarang? Di luar hujan masih gede," ujar Steven menyodorkan segelas coklat hangat pada Ann yang duduk di tepi tempat tidurnya.

"Tunggu sedikit reda dulu aja. Yang mau dikasih ke anak-anak udah siap semua kan?" Jawab Ann setelah menyeruput coklat hangat yang diberikan Steven.

Steven mengangguk "udah ada di mobil semua, tinggal on the way."

"Oke."

Selama beberapa saat tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Ann sibuk dengan pemikiran nya sendiri, menatap keluar jendela kamarnya dengan tatapan kosong.

Sampai tidak sadar kalau sejak tadi Steven memperhatikan nya diam-diam.

"Lo .... mau ketemu Ken? Udah beberapa hari ini lo ngehindarin dia kan."

Steven seharusnya tidak perlu bertanya lagi pertanyaan yang sudah jelas jawabannya. Dalam beberapa hari ini Ann terus bersama dengan nya kemanapun, bahkan tak sedikit media yang diam-diam memotret mereka berdua dan menjadikannya sebuah berita dengan kalimat yang sangat hiperbola.

"Sebenarnya lo gak perlu bersikap begitu. Itu hanya akan membuat lo merasa semakin sulit. Sekarang, mau ketemu sama dia? Gue antar, gue lagi gabut banget nih."

Ann menaruh gelas yang sebelumnya ia pegang ke atas nakas. Berbalik menghadap Steven secara sempurna.

Dalam beberapa detik gadis itu semula hanya terdiam sambil terus memandangi Steven, lalu tersenyum simpul dengan kedua tangan memegangi pundak lebar Steven.

"Lo ngomong apa sih? Gue gapapa kok. Lo gabut? Kalau gitu nyanyiin satu lagu buat gue deh. Sambil nunggu hujan diluar reda."

"Nya– nyanyi?" Steven tampak terbata-bata, lalu tertawa kecil mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Ann.

"Gak usah ngawur! Otw sekarang ajalah, naik mobil ini gak akan kehujanan."

Ann segera menarik lengan Steven, ketika lelaki itu sudah bersiap berjalan cepat keluar kamar sambil menjinjing jaket kulit khasnya.

"Dih apaan gak mau! Gue kan minta lo nyanyi, ayo doongg!"

Bukannya menghentikan langkahnya, Steven terus saja berjalan dengan enteng menuruni tangga membiarkan Ann mengekor sambil menarik-narik lengannya.

"El!—"

"Steven!"

Steven menghembuskan nafas lelah. Menyodorkan paper bag yang ia pegang ke Ann secara paksa, kemudian memakai jaket hitam nya dengan gerakan cepat.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang