31. MAMA?

47.8K 4.8K 1.9K
                                    

"Tapi... Kenapa muka papa sama kaya daddy?" Tanya Zy dengan menyentuh pipi Nathan kemudian beralih menunjuk muka Rio.

Nathan tertawa gemas, ia menggesekkan hidung mancungnya pada pipi gembul Zy yang membuat si empu tertawa kegelian.

"Karena papa adik kandung daddy princess, makanya muka kita hampir sama" Jelas Nathan yang membuat Zy mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Oumm begitu..."

Nathan melangkahkan kakinya pada sofa yang terdapat Rio duduk dengan wajah coolnya.

Ia meletakkan Zy dipangkuannya sambil menarik kepala gadis kecil itu didadanya.

Zy hanya menurut, lagi pula posisi seperti ini sangat nyaman menurutnya.

Tanpa ragu Zy mengambil telapak tangan Nathan untuk ia mainkan dengan jemari mungilnya.

Sedangkan Nathan hanya diam dan sesekali mencium pucuk kepala Zy.

"Papa" Panggil Zy pada Nathan tanpa mengalihkan tatapan dari jemari mungilnya yang asik memainkan jemari kekar milik papanya itu.

Nathan menunduk "Kenapa hem?" Tanyanya lembut.

Zy mendongak agar lebih leluasa melihat wajah tampan milik Nathan yang tersenyum lembut kepadanya.

Seolah terhipnotis dengan tatapan iris biru terang bak kristal milik Nathan, Zy mengerjapkan mata bulatnya beberapa kali dan membuat pria yang tengah memangkunya terpekik gemas.

Nathan tak tahan untuk tidak menggigit pipi bulat itu. Ingin sekali ia memakannya, ponakannya ini ah bukan-bukan lebih tepatnya putrinya ini sungguh sangat persis dengan boneka hidup.

Zy terjengit kaget ketika merasakan pipi bulatnya digigit kecil oleh Nathan, lantas ia terkikik geli.

"Kenapa princess tadi manggil papa hem?"

Zy sedikit menegakkan badannya "Tadi papa sama abang keluar dari pintu situ" Ucapnya sambil menunjuk pintu bercat putih yang ada didalam ruangan ini.

"Itu tempat apa?" Lanjut Zy bertanya pada Nathan yang sedikit menegang.

Semua orang menatap kedua sejoli itu dengan diam. Mereka ingin tau jawaban dari pria yang hidupnya selalu dirundung kesedihan karena pendamping hidupnya tengah berjuang diambang kehidupan dan kematian.

Nathan tersenyum hangat "Disana?" Tunjuknya pada pintu itu.

Zy mengangguk sambil menggembungkan kedua pipinya yang memang sudah menjadi kebiasaan gadis itu.

Tangan kekar Nathan terulur mengelus surai Zy "Disana ada separuh kehidupan papa yang sedang berjuang" Ucapnya.

Kalimat yang dilontarkan Nathan mampu membuat hati semua orang terenyuh sakit tetapi tidak dengan gadis kecil itu. Zy tak paham dengan maksud ucapan Nathan.

"Separuh kehidupan?" Ulangnya.

Lagi-lagi Nathan mengangguk "Mau masuk kedalam sana sayang?"

"Takut" Cicitnya sambil menunduk memilin ujung bajunya.

"Papa sama lainnya juga ikut masuk"

Zy kembali mendongak, ia melihat jika papanya ini sangat berharap untuk dirinya masuk kedalam sana.

Akhirnya dengan ragu Zy menganggukkan kepalanya dan dibalas kecupan penuh kasih sayang dikeningnya oleh Nathan.

Zy beranjak dari pangkuan Nathan. Ia berdiri dan setelahnya disusul oleh Nathan sambil menggenggam tangan mungilnya.

I'M Not An Illigitimate ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang