39. OMA

37.6K 3.7K 263
                                    

Selesai membersihkan diri dengan bantuan El, kini gadis kecil itu terlihat lebih segar. Bahkan aroma khas bayi dengan perpaduan lavender melekat sempurna pada tubuhnya yang membuat siapapun pasti merasa nyaman.

"Hmm wangi banget adek abang" Ucap El seraya mengecup kedua pipi bulat itu.

"Humm Zy memang wangi hihi" Jawabnya sambil menyengir lucu. El terkekeh pelan melihatnya. Ah adiknya ini memang sangat menggemaskan!

"Abang Zy laper" Lanjutnya sambil menepuk-nepuk perut kecilnya.

El terkekeh "C'mon kita makan"

"Let's gooo!!!" Serunya.

"Mau gendong apa jalan?"

"Jalan, Zy mau jalan" El mengangguk sebagai jawaban, setelah itu kedua kakak beradik itu berjalan menuju ruang makan dengan jemari kekar El menggenggam jemari mungil adik kecilnya.

****

Lift terbuka, El melangkahkan kakinya sambil menarik pelan adik kecilnya yang mengekor bagai induk tak mau kehilangan ibunya.

"Ucapin selamat pagi gih" Suruh El yang ditatap polos oleh gadis itu.

Zy mengerjapkan mata bulatnya "Harus gitu abang?"

El tersenyum, lalu mengacak rambut indah adik kecilnya "Iya sayang"

"Selamat pagi!!!" Ucapnya dengan riang, bahkan juga menampilkan senyum lebarnya yang membuat pipinya membulat sempurna.

Seketika tatapan lembut mereka semua tertuju pada gadis kecil itu, perlahan senyum semua orang terbit dengan sempurna. Tetapi salah seorang yang duduk diujung meja utama nampak berkaca-kaca dengan apa yang dilihatnya.

Ia masih tidak percaya dengan semua ini, rasa haru dan bahagia langsung menyelimuti jiwanya. Dia adalah Sherine Alysyia Valter istri dari Opa Austin.

Dadanya bergemuruh tak tau harus berkata apa. Air matanya kian meluruh sempurna di pipi mulus itu. Menutup mulutnya sambil menggelengkan kepala, tak menyangka jika ternyata cucu perempuan satu-satunya yang dianggap meninggal kini ada dihadapannya sambil tersenyum gembira.

"Cucuku..." Lirihnya dengan suara serak.

"Austin... A-apa yang aku lihat ini benar kan. Tidak mimpi kan hiks..." Isakan tangisnya begitu jelas membuat semua orang beralih menatap wanita tersayangnya itu.

Tak luput dari pandangan dua orang yang baru saja datang, bahkan sepasang kaki mungil itu seketika terhenti dan menoleh ke asal suara.

Sontak El juga memberhentikan langkahnya, ia sedikit terkejut dengan kehadiran opa omanya yang sudah duduk sempurna dimeja makan.

Gadis mungil itu terlihat bingung, dalam benaknya bertanya-tanya siapakah wanita itu?

Ia pun menatap abangnya yang tampak fokus kearah wanita tersebut.

"Abang" Panggilnya sedikit berbisik. El pun menoleh dan mendapati wajah polos adiknya.

"Itu siapa?" Lanjutnya bertanya kepada El yang hanya dibalas senyuman. Belum sempat El menjawab, suara bariton keluar dengan nada tegas namun terkesan lembut.

"Princess, sini sayang. Nggak kangen sama opa?" Celetuk pria tua yang duduk di meja utama bagaikan raja di singgah sana.

Zy langsung menatap Austin, mata bulat yang awalnya kebingunan berubah menjadi berbinar senang.

I'M Not An Illigitimate ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang