15. JAWABAN ZY

45.7K 4.5K 27
                                    

Perlahan air mata El menetes dengan wajah yang ditundukkan agar mereka tidak melihat bagaimana seorang Elang menangis dengan pilunya.

Tapi dengan cepat ia segera menghapus air matanya itu.
_______________________________________

"Zy kamu nggak boleh gitu, keluarga kamu pasti juga pengen banget ketemu sama Zy. Dan lagi itukan impian Zy dari dulu" Bujuk Crys.

"Bener kata nak Crys sayang, kamu harus ikut sama nak El pulang. Zy gausah kepikiran bunda, bunda bakal baik-baik aja kok dipanti sama adik-adik lainnya"

Zy tak berucap apapun, ia hanya menangis terisak. Dirinya sangat bingung harus merasa bahagia atau sedih.

Disatu sisi dirinya memang sangat ingin bertemu keluarga kandungnya dan ikut pulang bersama abangnya, tapi disisi lain ia juga tak mau meninggalkan bundanya sendiri.

Apalagi panti sedang dirundungi oleh hutang pada keluarga Aditama yang sangat kejam itu.

Jika dirinya tidak ada siapa yang mau bekerja mencari uang untuk membayar hutang tersebut.

El tak bisa melihat adiknya menangis seperti ini, apakah ia harus merelakan semua harapannya?

Bahkan sudah terlihat jelas dari raut Zy yang sepertinya tak mau ikut bersama dirinya.

El juga tidak bisa egois harus menuntut paksa Zy ikut bersamanya. Karena semua keputusan berada ditangan Zy.

Akhirnya dengan terpaksa El mengangkat suaranya yang sedari tadi diam.

"Sudah nggak papa, nggak masalah kalo Zy nggak ikut bersama saya. El rela jika kebahagiaan Zy ada dipanti. Apapun akan saya lakukan demi adik kecil saya ini" Kata El dengan diakhiri senyum manisnya.

Tidak-tidak bukan senyum manisnya melainkan senyum yang menyiratkan kesedihannya.

Sejujurnya ia tengah menahan air matanya agar tidak menetes lagi apalagi jika Zy sampai tau.

Kemudian tangan El bergerak menghapus air mata Zy yang membuat pemilik mata teduh itu menatap El secara dalam.

Zy melihat jika disinilah bukan dirinya yang merasa sakit melainkan abangnya El yang paling merasakannya jika dirinya menolak untuk pulang bersamanya.

Jadi dirinya harus bagaimana!?

Ia juga tidak boleh egois. Bagaimanapun juga abangnya adalah keluarga kandungnya dan sudah menyelamatkan nyawanya.

Tapi jika dirinya pergi bagaimana dengan bunda serta adik panti lainnya.

"Udah ya sayang jangan nangis lagi. Abang kan udah bilang kalo abang nggak suka liat baby nangis. Abang juga nggak maksa kamu ikut abang pulang, jadi udah ya nggak boleh nangis lagi okey" Beri pengertian El.

Zy masih tetap tak bergeming ia hanya menatap El yang tersenyum lembut kearahnya.

Tapi Zy tidak bodoh ia tau jika itu bukan senyum lembutnya, melainkan senyum kepiluannya.

Zy semakin terisak, sangat sakit jika melihat abangnya terlihat tegar dihadapannya.

"Sayang semua keputusan ada ditangan kamu. Dengarkan semua kata hatimu nak dan jangan berperang dengan akal pikiran, itu malah buat Zy semakin bingung" Nasihat bunda mengelus telapak tangannya.

"Crys yakin Zy nggak akan milih keputusan yang salah" Sahut Crys.

Setelah mendengar semua ucapan semua orang, didalam hatinya Zy mulai memilih keputusannya. Ia harap semoga apa yang ia pilih tidak salah.

Setelah yakin dengan semua keputusannya sendiri Zy mulai menatap bundanya yang membalas senyum hangatnya.

El yang melihat itupun sudah sangat yakin akan keputusan Zy. Jujur dirinya benar-benar sangat sakit melihatnya tapi mau bagaimana lagi.

I'M Not An Illigitimate ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang