44. KEINGINAN TAK TERDUGA

24.2K 2K 25
                                    

Seusainya sarapan, Opa menginginkan semua keluarga berkumpul diruang tengah untuk sekedar berbincang-bincang karena sudah lama tidak ada momen langka seperti ini.

Sejak puluhan tahun lamanya setelah kejadian itu terjadi, semua anak cucunya melakukan kesibukannya sendiri dan melupakan anggota keluarganya.

Vano pun tadinya dituntut untuk menjelaskan mengapa dirinya bisa bersama sang princess kecil. Mengingat kejadian kemarin malam atas perlakuan ketidaksukaan Vano pada Zy membuat mereka bertanya-tanya saat melihat kedekatan cowo itu tadi pagi.

Namun hal itu membuat mereka senang bukan main. Akhirnya Vano mau menerima Zy sebagai adiknya, bahkan pria itu juga mengatakan jika sudah meminta maaf pada si putri kecil.

Ruang yang dulunya sepi seperti tak berpenghuni kini terasa hangat kembali dengan berkumpulnya keluarga besar ini.

Disofa utama yakni sebelah kanan terdapat dua kursi yang diduduki oleh opa dan oma, sedangkan disofa tengah ditempati oleh Rio, Nathan, dan Letta yang setia berada dirangkulan suami tercinta.

Kasian sugar daddy Rio, menjadi nyamuk antara pasutri disebelahnya yang lagi bucin ck ck...

Terakhir, disofa sebelah kiri terdapat dua orang yang selalu mengawasi gerak-gerik adik kecilnya. Sesekali mereka tersenyum tipis melihat tingkah Zy yang begitu menggemaskan.

Mereka berdua adalah Vano dan Vino, duduk dengan maco seperti putra raja sedang menduduki kursi kebanggaannya.

Sedangkan yang lain memilih duduk dibawah, lebih tepatnya sibocil yang meminta dengan alasan ingin selonjoroan agar kakinya tidak terasa kecengklak. Memang mengada-ngada saja!

Dan saat ini, posisi gadis itu berada dipangkuan El dengan menonton film Upin Ipin yang sudah menjadi candunya di ipad milik abangnya Vano.

Cukup lama menonton, akhirnya Zy merasa bosan dan mendongak untuk menatap El. Ia menarik kecil ujung baju abangnya, hingga El menunduk menatap.

"Abang El, sini deketan. Zy mau bisikin sesuatu" Ucapnya pelan.

El mengangkat kedua alisnya. Kemudian tak urung juga ia mengikuti permintaan adik kecilnya.

"Zy pengen pulang, nda mau disini. Ayo pulang" Bisiknya dengan suara sangat pelan. Ia takut ada yang mendengar selain dirinya dan abangnya. 

Tak tau mengapa Zy merasa tidak nyaman berada di negara yang bukan tanah kelahirannya. Ia merasa sangat asing di sini, mau bergerak kesana-kesini pun terasa sulit. 

El menyunggingkan senyumnya, akhirnya tanpa memaksa keluarganya untuk kembali ke Indonesia pasti setelah ini akan mau atas dasar keinginan princess kecilnya ini.

"Sana bilang daddy" Ujarnya. Zy menatap El dengan ragu, ia sedikit takut untuk mengatakan keinginannya pada Rio. Lantas El menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan Zy. 

Tak lama setelah itu, Zy berdiri dan berjalan menuju dimana sang daddy-nya duduk. Dilihatnya Rio tampak asik mengobrol dengan lainnya yang Zy tak tau membahas persoalan apa. 

Mendekat kearah Rio, lalu jari mungilnya menoel-noel tangan kekar Rio yang membuat si empu menoleh. 

"Loh putri daddy sejak kapan ada di sini?" Tanyanya yang membuat semua tatapan beralih padanya. Yang ditanya hanya menyengir lucu dengan tatapan lugu. 

"Sini duduk sama daddy" Kemudian Rio mengangkat Zy di sofa tepat samping di mana ia duduk. 

"Ada apa sayang, putri daddy mau sesuatu?" Tanya Rio lagi membuat Zy menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Ayo pulang daddy, Zy nda mau di sini" Kalimat yang terlontar dari bibir mungil gadis itu membuat suasana menjadi hening sesaat, dan itu membuat Zy merasa was-was dengan sendirinya. 

I'M Not An Illigitimate ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang