46. PERDEBATAN KECIL

30.3K 2.5K 549
                                    

Beberapa jam kemudian, pesawat dengan segala kemegahan dan kemewahan itu sudah mendarat anggun di bandara internasional Soekarno-Hatta.

Sebelum mereka turun para kru awak pesawat berbaris rapi untuk menghormati sang tuan.

Setelah itu, Rio beserta anak-anaknya turun dan tak lupa mengucapkan terima kasih atas segala kesiapannya yang sempurna.

Selanjutnya, mereka berjalan menuju lobby karena mobil sport sudah terparkir rapi di parkiran khusus.

Disepanjang perjalanan, semua orang dikejutkan dengan kembalinya keluarga Valter. Keluarga yang penuh dengan misteri dan tanda tanya kehidupan. Keluarga yang terkenal akan kesadisannya dan kekejamannya. Pasalnya, selama bertahun-tahun mereka semua tak pernah melihat kebersamaan keluarga ini.

Yang semua orang tau hanyalah kedua anak laki laki dari keluarga Valter yang menetap di Indonesia, dan itupun tidak tinggal secara bersama.

Tapi ini? Tidak ada hujan badai, angin ribut, halilintar. Mereka kembali secara serempak dan lebih mengejutkannya lagi membawa seorang gadis mungil yang sangat cantik jelita.

Pastinya sekarang semua orang bertanya-tanya tentang siapa gadis yang berada di tengah-tengah itu.

Dipikiran semua orang, ada yang mengira bahwa gadis itu mungkin sepupunya. Tetapi, yang mereka ketahui keluarga tersebut tidak punya keturunan seorang anak perempuan.

Kalaupun anak adopsi, pastinya keluarga Valter menolak keras untuk menerimanya. Secara keluarga ini sangat anti orang baru.

Ada juga yang mengira jika gadis itu adalah simpanan mereka. Pikiran seperti ini pastilah para wanita murahan yang mempunyai sifat iri dengki. Bahkan mulutnya pun sudah komat kamit mengatai Zy ini dan itu. Coba saja ngomong langsung didepan mereka pastinya sudah tinggal nama saja.

Jadi, siapakah gadis itu? Pikir semua orang.

Meskipun aura yang di pertunjukkan kepada semua orang sangat dingin dan mencekam, namun tak mengurangi ketampanan mereka. Malah semakin bertambah.

Pakaian santai dengan sepatu sneakers, tak lupa kacamata hitam yang bertengger manis di hidungnya menambah kesan berkali lipat seperti titisan dewa yunani. Sangat tampan.

Rio sendiri yang menjadi kepala keluarga menolak tua dan berpenampilan sama seperti putra-putranya. Dirinya juga tak mau kalah. Stay cool meskipun duda anak 6.

Semua orang yang melihat mereka pasti tidak akan tau mana bapaknya mana anaknya. Pastinya bingung, orang tidak ada yang burik sama sekali. Bahkan tidak ada tanda-tanda penuaan.

Lain halnya dengan si gadis kecil itu. Dirinya tidak seperti daddy dan kakaknya yang bersikap cool atau apalah.

Yang ada anak ini malah menatap semua orang dengan polos dan lugu tak lupa kedua pipi yang dimainkan. Gabut sih, tapi memang itu kesukaannya mau gimana lagi.

Memakai sweater kebesaran berwarna brown dengan celana legging hitam dan sepatu sneakers coklat susu menambah kesan sangat manis.

Apalagi dengan rambut tergerai sepinggang, warna hitam legam dan lebat membuatnya seperti boneka berbie.

Zy berjalan diantara Rio dan Vano, kedua tangan mungilnya sama-sama digenggam seperti mau menyeberang lautan.

Asal kalian tau, dari tadi gadis itu sangat kesulitan menyamai langkah lebar milik daddy dan kakaknya. Kakinya yang mungil mengharuskan dirinya sedikit berlari kecil sambil menggrundel pelan. Sudah dirinya boncel diajak adu langkah lagi, ya pastinya kalah lah.

Lelah? Tentu saja. Kenapa mereka sama sekali tidak menyadarinya sih. Kan Zy kesal sendiri. Memang dasar cowo tidak peka.

"Hish! Jalannya jangan cepat-cepat ih, kaki Zy nda nyampe buat ngikutin" Kesalnya yang akhirnya tercurahkan dengan lega dan sentosa.

I'M Not An Illigitimate ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang