01. Si 'Balita' Menyebalkan

12K 964 23
                                    

Aku berjongkok untuk mengikat tali sepatu olahragaku yang lepas, lalu kembali berlari setelah tali tersebut terikat sempurna. Suara merdu Taylor Swift yang menyanyikan lagu Shake It Off semakin mengobarkan semangatku untuk membakar kalori pagi ini.

Ini sudah ketiga kalinya aku memutari jogging track. Sehingga keringat mengalir deras di punggung dan dahi. 

Hari masih lumayan gelap saat aku tiba di lapangan. Sehingga aku memutuskan menggunakan headset untuk membunuh keheningan. Tetapi lapangan semakin ramai saat matahari mulai menampakkan diri. Apalagi ini akhir pekan.

Aku pun memutuskan untuk membuka headset yang menggantung di kedua telinga. Lalu menyapa para tetangga yang juga sedang ber-jogging. Walau kadang tetanggaku suka nyinyir dan bergosip berlebihan, tapi menjaga silaturahmi dengan mereka tetap perlu, karena selama lima tahun aku hidup di lingkungan ini, mereka sudah banyak membantuku.

"Win, lo buka warkop baru di Blok M sono, ye?" tanya Mpok Mirna begitu aku mendekat untuk menyapa.

"Iya Alhamdulillah, Mpok. Ayo Ngopi buka cabang baru. Kalo ada waktu jangan lupa mampir, ya!" jawabku ramah.

"Ih, Mpok Mirna, mah. Si Wina punyanya cafe, Mpok, beda level atuh sama warkop," jelas Bu RT.

"Tapi si Wina emang jualan kopi-kopi gitu, kok, burete," jelas Mpok Mirna tak mau kalah.

Aku terkekeh kecil. "Mau nyebutnya cafe atau warkop sama aja, Bu. Saya emang jualan kopi," jelasku akhirnya.

"Ah, Mbak Wina mah kebiasaan, suka merendah untuk meroket. Kalo punya warkop kayak Ayo Ngopi sama Queen Bakery sih gue juga mau kali, Mbak," ujar Liona--anak Bu RT--seraya melakukan pemanasan.

"Makanya, Li, kamu harus rajin belajar. Biar bisa jadi pengusaha sukses di usia muda kayak Mbak Wina," ujar Bu RT memberi wejangan pada putrinya.

"Iya Bu, iya," tutur Liona tanpa membantah.

"Oh ya, Bu RT. Nanti aku share loker, ya? Queen Bakery sama Ayo Ngopi lagi buka lowongan kerja, nih. Nanti tolong share banner-nya di grup RT 08, kali aja ada yang berminat."

"Siap, Win! Nanti kirim aja banner lowongannya ke WA Ibu, ya!" seru Bu RT semangat.

Aku mengacungkan jari jempolku. "Siap, Bu!"

"Widih ... Buka part time buat anak sekolahan juga nggak, Mbak?" tanya Liona semangat.

"Untuk saat ini gue cuma mempekerjakan part time anak kuliahan sih, Li. Kalo nerima anak sekolah takut ganggu waktu belajarnya mereka. Tapi kalo temen lo ada yang kepepet banget dan butuh kerja paruh waktu, suruh ikut wawancara aja. Kalo alasannya jelas, nanti bisa gue pertimbangkan."

"Sip! Nanti banner-nya juga gue share di grup angkatan sekolah gue ya, Mbak!"

Aku mengangguk setuju. "Boleh, Li. Kalo gitu saya duluan, ya, Bu-Ibuk! Udah capek mau pulang," pamitku yang langsung diangguki setuju oleh Bu RT dan yang lainnya.

Setelah itu aku segera berlari menjauh dari lapangan dan berbelok memasuki jalan yang akan membawaku ke Twogether. Sesampainya di indekosku itu aku pun langsung membuka sepatu lalu menaruhnya di rak yang tersedia.

Saat aku memasuki rumah terlihat Debie, Dewi, Jonathan, dan Alex sedang mabar game PlayerUnknown's Battlegrounds. Hanya Anna yang setia membaca novel Can You Keep A Secret karya Shopie Kinsella. Saat weekend, anggota Twogether memang lebih suka menghabiskan waktu berkumpul di kosan.

"Baru pulang jogging, Win?" tanya Debie tanpa melihat ke arahku, netra gadis itu fokus menatap layar ponsel.

"Ho-oh!" seruku seraya membuka kulkas. Lalu mengambil teh kotak dari dalam lemari pendingin itu. Sontak aku langsung mengembuskan napas kasar begitu mendapati teh kotak itu sudah kosong. Dan hanya ada satu orang di Twogether yang suka mengoleksi sampah di kulkas, yaitu, Alex si 'balita' menyebalkan!

Hi, Mate! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang