02. Tom and Jerry

8.1K 820 20
                                    

Saat ini aku sedang melakukan video call dengan Mila dan Topan yang sejak tadi pagi mengawasi pengecatan dinding Ayo Ngopi cabang Blok M. Hari ini aku sibuk melakukan wawancara di Queen Bakery, sehingga aku tak bisa mengawasi langsung. Makanya aku memerintahkan dua pegawai seniorku itu untuk mengawasi pengecatan di sana yang sudah memasuki tahap finishing.

"Gimana sekarang, Mil? Udah beres belum bikin mural batiknya?" tanyaku seraya mengeringkan rambut dengan hair driyer.

Mila mengatur kamera menjadi kamera belakang. Lalu mengedarkan ponsel ke seluruh ruang Ayo Ngopi. "Udah beres semua, Mbak. Quotes dindingnya juga udah ditulis semua sesuai intruksi lo. Tapi, tadi ada bagian dinding yang kosong banget, jadi Mas Devo suruh tambahin quotes aja biar bagus. Jadinya gue tambahin, deh, quotes-nya. Nggak papa kan Mbak Win?" tanya gadis itu seraya mengembalikan kamera menjadi kamera depan.

Aku mengangguk. "Ho-oh, nggak papa kalo emang harus ditambahin quotes-nya. Pake punya siapa?"

"Pake penggalan puisinya Chairil Anwar yang 'Aku', Mbak. Yang bagian ini; Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya yang terbuang," jelas Mila.

Aku mengangguk mengerti seraya mematikan hair dryer. "Sip, pake itu kece juga. Oh ya, kalian udah pada makan belum? Kalo belum pesen makanan aja, ya! Nanti bilang aja abis berapa, gue yang bayar."

"Siplah, Mbak Win! Thank you, ya!" seru Mila semangat.

"You're welcome. Gue juga makasih karena lo mau gantiin gue nemenin Devo bikin mural."

"Hehe sama-sama, Mbak. Kalo gitu gue matiin ya vidcall-nya? Gue mau sholat ashar dulu. Nanti setiap perkembangan di sini gue kabarin lewat WA." Lalu, Mila pun segera mematikan panggilan video setelah aku mengatakan oke.

Aku mengikat rambutku yang sudah kering dengan gaya messy bun lalu menyambungkan charger ponsel ke stopkontak. Setelah itu aku memutuskan untuk keluar kamar, tapi aku sontak mengerutkan glabela saat mendengar suasana ruang tamu begitu riuh.

Apa ada tamu?

Aku pun memutuskan untuk keluar kamar untuk memastikannya sendiri.

"Hai, Win! Long time no see! Apa kabar?" tanya Mbak Tari seraya mengajakku cipika-cipiki.

Aku membalas pelukan Mbak Tari. "Kabar gue baik, Mbak. Kalo lo apa kabar? Cie ... sibuk ya sekarang sampai lupa nengokin rumah sendiri. Ya, apalah Twogether. Cuma kos-kosan buluk yang tadinya mau dirubuhin. Jelas nggak sebanding sama Raja Hotel yang menjamur dari Sabang sampai Merauke," ledekku.

Mbak Tari tertawa kecil. "Gue aminin aja deh biar berkah beneran. Alhamdulillah, kabar gue juga baik, Win. Oh ya, kenalin ini Bayu yang rencananya mau tinggal di sini gantiin Jihan. Lo sama yang lain tolong jelasin keadaan kosan ini sama Bayu, ya! Gue ada urusan sama Pak RT jadi kudu ke sana sekarang. Mumpung gue juga lagi di sini," jelas Mbak Tari yang langsung aku acungi jempol.

"Sip, Mbak! Santai aja, gue pasti bakal mengeluarkan segala kemampuan marketing gue, biar babang Icang KW mau tinggal di sini," tuturku bercanda seraya mengedipkan satu mata.

Alex tiba-tiba menoyor kepalaku. "Namanya Bayu, Win, bukan kacang. Budek deh lo!" seru pria itu.

Aku balas menoyor kepala Alex. "Icang for Ji Chang Wook, Lex! Kuping lo yang budek kampret!" dengkusku.

Please, semoga Icang--oke maksud gue Bayu beneran mau tinggal di sini. Bisa gila gue lama-lama kalo ketemunya Alex mulu, Alex lagi, Alex terus! Twogether bener-bener butuh penyegaran mata!

Aku mengulurkan tangan kepada Bayu. "Kenalin nama gue, Wina. Lo boleh panggil gue apa aja senyaman lo, tapi jangan buru-buru manggil sayang. Kecepetan," candaku seraya terbahak.

Bayu meraih uluran tanganku. "Hai, Wina. Kenalin gue Bayu," balasnya seraya tersenyum manis.

"Sayang-sayang tai kucing! Karena lo mau jadi anggota Twogether, gue bakal kasih tau dark side-nya Wina, Bay. Wina ini ratunya playgirl, mantan pacarnya lebih menjamur dari KFC. Terus dia suka koleksi sugar daddy. Rugi kalo lo kepincut sama dia!"

"Gue nggak koleksi suggar daddy, Lex!"

"Terus yang cium pipi lo di PIM siapa? Penunggu sana?" cibirnya.

Jonathan geleng-geleng kepala. "Ayo, Bay, gue tunjukin kamar yang mau lo tempatin. Abaikan aja Wina sama Alex. Biasa pengantin baru. Terus si suami cemburu karena istrinya ketemuan sama cowok lain di PIM," jelas Jonathan yang langsung diangguki mengerti oleh Bayu dengan tertawa kecil.

"Nggak usah fitnah lo, Bang! Siapa yang suami lagi cemburu coba? Gue cuma mau ingetin Wina kalo dia kudu tob--"

"Bacot banget lo, Lexi!" seruku seraya memiting leher Alex dan menarik rambutnya gregetan.

Alex meronta sekuat tenaga hingga akhirnya terbebas dari pitinganku. Lalu pria itu menatapku dengan pandangan membunuh. Aku pun langsung lari ke dalam kamar sebelum pria itu berhasil balas dendam.

"Winaaaaaa!"

Hi, Mate! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang