3. Aku

1.2K 120 0
                                    

Kebahagiaan kecil yang kudapat, terlalu sulit untuk di uraikan dengan kata kata.

.

.






Maaf kalo ada typo 🙏🏻

HAPPY READING 🌝


“Ah, akhirnya aku pulang” Mark kini merebahkan dirinya di sofa. Dihadapannya Renjun juga sama seperti nya. Kelelahan.

Sebenarnya ia tak ada urus mengurus dengan perusahaan yang Renjun asuh. Tapi Renjun bilang sekretaris nya sedang ada sakit hari ini, dan ia diminta menemani serta membantu Renjun.

Tentu tidak gratis, eum maksudnya..ada timbal balik tentunya.

Mark membantu Renjun di kantor, sementara Renjun membantunya dengan setengah naskah untuk buku nya.

Impas.

“Ternyata pekerjaan mu itu... sangat rumit, Renjun” ucap Mark walau matanya tertutup.

“Beginilah. Hyung saja yang tidak mau turun tangan” balas Renjun setengah menggoda dirinya.

“Lalu untuk apa mendirikan perusahaan penerbitan Renjun-ah?” Mark membalas dengan nada geram. Membuat Renjun merasa senang karena bisa menggoda kakak nya itu. “Kita hanya berbeda tujuan saja. Jadi jangan menggodaku lagi”

Setelah menyelesaikan tawa girangnya. Renjun mengangguk. Membiarkan kakak tertua nya itu istirahat. Tidak ada yang tidak merasa lelah setelah selesai bekerja seharian.

Ini sudah malam. Pukul 21.15

Ia yakin adik adiknya sudah tidur. Hanya yakin.

“Hyung..apa menurutmu mereka sudah tidur?” Renjun mendudukkan tubuhnya. Membuat posisinya menghadap kearah Mark.

“Kurasa sudah. Suasananya senyap”

Karena mereka sama sama setuju adik adiknya sudah tidur. Renjun memutuskan untuk makan. Tentu dia belum makan malam, dan ia yakin Jaemin masih menyisakan beberapa lauk untuk ia dan Mark.

“Wow bulgogi

“Wah kita mendapatkan makan malam juga ternyata” gumam Mark yang entah kapan ada di sebelahnya.

“hyung! Jangan mengagetkan ku seperti itu!” Renjun hampir mengangkat kursi jika saja Mark tak segera menangkup kan kedua tangannya tanda minta maaf.

Renjun hanya bersungut. Lalu ia duduk dan menyicipi bulgogi itu. Diikuti Mark yang juga mencicipi nya.

“Eumhh enak”

“Masakan Jaemin tak pernah gagal. Sebaiknya dia membuka les memasak”

Mereka sama sama tertawa. Walau hanya sepiring bulgogi saja, mereka sudah kenyang. Mungkin karena sebenarnya mereka mengantuk bukan lapar?

“Aku akan langsung tidur, Renjun-ah. Tolong cuci piringnya ya” Mark melangkah pergi.

Menyisakan Renjun yang mengangguk dengan senyuman manis di wajahnya, walau hatinya merutuki perkataan Mark barusan.

Little Boy♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang