Looking back, looking back at the distant past
.
.Maaf klo typo
Happy Reading 💗
Dengan langkah tergesa-gesa, Yujin terus berusaha agar sampai di sekolah Jisung dengan cepat. Ia sudah terlambat 20 menit. Bodoh sekali dia. Pasti adik bungsunya itu sudah menunggu.
Sesampai di depan sekolah, Yujin berhenti. Berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah. Membuat dadanya sesak walau sedikit. Tangan kirinya berpegangan pada tembok pembatas. Mendongakkan kepalanya, agar oksigen kembali mengisi kepalanya.
"Noona!!" Seruan itu berhasil membuat Yujin menurunkan sorot pandangannya. Menatap anak usia 12 tahun yang berdiri di hadapannya.
"A-ah Jisung, kau menunggu lama, ya? Maafkan noona?"
Jisung, anak itu menggeleng. "Tidak apa apa, noona. Pak satpam tadi menemani ku..sampai noona datang. Noona berlari untuk kesini yaa??"
Yujin mengangguk sembari tersenyum manis. "Noona khawatir adik kecil noona ini akan pulang sendiri karena noona terlambat menjemput mu.."
Jisung tertawa. Menertawai tingkah lucu kakak perempuan nya ini. Mau dia berjalan biasa pun, Jisung kan menunggu. Karena hanya dia yang bisa menjemputnya pulang sekolah seperti saat ini.
"Aku akan menunggu noona saja. Seperti nya noona lelah..."
Namun, Yujin menggeleng. Dia menarik nafas dalam sebelum merangkul adiknya itu. "Tidak apa. Noona lebih baik sekarang. Kita pulang?"
Jisung mengangguk bersemangat. Mereka berjalan bersama. Melewati bangunan demi bangunan yang menjulang lebih tinggi dari pada manusia yang membangunnya. Tentu saja. Seoul kota yang maju. Orang orang akan berlomba-lomba untuk mensukseskan mereka dan negara. Menunjukkan kecanggihan teknologi yang manusia buat kepada dunia.
"Noona, tau tidak? Tadi nilai ulangan harian ku dapat 90"
Yujin memiringkan kepalanya. "Benarkah??"
Jisung mengangguk dengan senyuman cerah diwajahnya. "Setelah belajar keras, aku mendapat nilai bagus! Walau sebenarnya Jisung mau 100, tapi 90 itu sudah bagus kan?"
Tangan Yujin terangkat untuk mengusap pelan puncak kepala Jisung. Anak ini begitu giat dalam belajar.
"Iya. 90 sudah bagus kok. Jangan memaksakan dirimu untuk sempurna, okey!"
Jisung memberikan ibu jarinya tanda setuju. Mereka kembali berjalan bersama. Dengan tangan Jisung yang memegang renda baju Yujin, dan Yujin yang masih setia merangkul Jisung.
Mungkin kalau orang tidak tahu, mereka akan disangka ibu dan anak. Tapi tidak mungkin. Tidak ada yang tidak kenal kakak beradik bermarga Lee itu. Sang ayah yang berhasil merintis perusahaan besar, dan bunda yang juga mempunyai perusahaan sendiri. Keluarga mandiri dengan penghasilan besar. Salah satu pemegang saham tinggi di Korea, selain keluarga Jung.
***
"to be + Verb, Jeno!! Paham tidak??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boy♪
Teen FictionSetiap orang punya alur nya dengan proporsinya masing masing. Tapi, Jisung rasa alurnya terlalu berat untuk ia lalui sejak belia. Tuhan tidak salah menentukannya kan? Start: 22 Agustus 2021 #3 Yujin #9 Keras #7 Masa #17 Masa #72 perjalanan #21 Sad S...