8. Early day

1K 100 4
                                    

Takdir tak akan menguji mu, jika kamu tak mampu
.

.




Maaf kalo ada typo

Happy Reading 💗









12 Juli 2018

06.07 KST

Hari lain nya di bulan April. Ia berjalan sendirian di koridor sekolah dengan wajah tak bersemangat. Ia hanya mendengar langkahnya saja.

"Pagi Jisung-ah!!" Tiba tiba sebuah tangan merangkul lembut pundak dan ia diberikan senyuman indah dari seseorang, menjadikan awalan yang cukup bagus untuk Jisung di sekolah, setelah ia berpikir kalau paginya sedikit buruk.

Chenle berangkat lebih awal lagi dari biasanya, entah apa alasannya. Sejak ia bertemu lumba lumba ini, dia selalu berangkat pagi. Berbeda saat ia pertama kali mengenalnya. 1 hari setelah ia mengenal Chenle, anak itu berangkat pukul 7 pagi, tepat 5 menit sebelum kelas dimulai. Dari mana Jisung tahu? Karena ada siswa kelas sebelah membicarakan Chenle saat itu.

Chenle cukup terkenal di kalangan anak anak kelas 11. Mengingat Chenle punya wajah yang tampan dan karisma.

Seminggu terakhir ini dia selalu menemukan Jisung sedang berjalan sendirian di koridor. Ya mana ada siswa yang akan berangkat pukul 6 pagi. Kecuali untuk Jisung, karena ia perlu berangkat menggunakan bus kota.

"Pagi juga Chenle-ya" balasnya dengan senyuman merekah, diikuti mata yang menyipit. "Kesekian kalinya, ya, berangkat pagi. Tidak seperti sebelumnya"

Chenle mengerutkan dahinya kesal. Mendorong bahu Jisung, membuat anak itu terkekeh pelan.

Chenle tidak tahu Jisung sedang menyindirnya atau hanya bercanda. Tapi Chenle sedikit kesal dengan perkataan itu. Bagi Chenle, itu menjatuhkan harga dirinya yang sudah rela kena omelan ayahnya karena berangkat pagi. Sebenernya tidak salah, tapi jam 6? Chenle bisa saja kan berangkat jam 6 lewat 30.

"Aku bersusah payah berangkat pagi untuk mu Jisung! Hargailah sedikit" ketus Chenle. Raut wajahnya sangat lucu di pandangan Jisung membuatnya ingin menggoda anak itu lagi, namun ia urungkan karena bisa saja Chenle memukul mukul pelannya atau kembali melempar bola basket padanya.

Terkekeh kecil, Jisung satukan kedua telapak tangannya tanda maaf.

"Ngomong-ngomong, aku ada pertandingan basket siang ini, jangan lupa datang ke gimnasium.." ucap Chenle tiba tiba.

Raut wajah kesal itu hilang, berganti dengan senyum dan mata berbinar penuh harap.

Jisung menimbang nimbang permintaan Chenle. Dan setelah dipikir pikir..

"Baiklah..tidak janji tapi aku akan berusaha."

Tepat setelah itu Chenle berseru senang. Membuat tawa lumba lumba itu muncul dan menggema di dinding koridor. Tak lama, hanya sebentar. Setelah itu dia meminta maaf. Hiperaktif, menurut Jisung. Tapi ia menyukai teman seperti Chenle.

Setelah lama mengobrol, Chenle membelokkan arahnya menuju kelasnya, 11 IPA 2 sementara Jisung masih harus lurus lagi untuk ke kelas IPA 4.

Di pagi hari ia selalu beruntung karena belum banyak yang datang....jadi ia bisa masuk kelas dengan tenang, tanpa ada rasa takut akan sesuatu. Dan semoga keberuntungan itu terus berpihak padanya.

Little Boy♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang