34. Si Pengendali

665 86 5
                                    

Happy Reading💗

Maaf klo ada typo🙏🏻





Ada perasaan tidak enak yang selama ini mengganjal di hatinya. Bagaimana tidak, jika dihitung, mungkin ada 10 sampai 20 pesan dari Jisung yang tak ia balas. Ia baca pun kadang tidak tega. Semua pesan yang dikirimkan, semuanya membuat ia ingin menangis.

Tapi bagaimana pun, ia harus melakukan ini.

"Masih kau baca pesan pesannya? Kenapa tidak dijawab?"

Ia berdecak, "Aku tidak bisa, hyung. Kalau terjadi sesuatu pada Ayah, aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya..."

Ia harus menjalankan rencana sialan ini. Ia sempat berpikir, kenapa ia harus setuju jika bisa melawan? Pria itu kan tidak hebat-hebat juga. Ayahnya pasti akan memarahinya jika tahu ia melakukan hal ini.
Semua sandiwara yang dilakukan, memuakkan.

"Paman akan baik baik saja. Pria itu tidak akan berani melukainya. Sekalipun bisa, dia akan mendapatkan balasan yang membuat dia rugi."

Ucapan sang hyung membuat ia sedikit tenang. Tapi rasa khawatir nya tidak akan hilang begitu saja. Sudah berapa minggu Ayahnya tidak dirumah? Sudah berapa minggu ia berbohong, berakting dan menurut pada seseorang yang menangkap Ayah nya dan menyembunyikan nya?

Tidak ada anak yang tenang jika hal ini terjadi. Walau Ayahnya bisa bela diri, apa itu menjamin dia pergi dari cekalan pria gila itu?

Ia benar benar kesal sekarang.

"Tapi...apa Ayah akan selamat? Aku khawatir, hyung. Dia bisa saja membuat Ayah terluka jika aku tidak menurutinya.."

"Dengan membuat temanmu itu menderita? Kau tidak tahu bagaimana rasanya jadi dia, Chenle."

Jung Chenle. Si remaja yang kini dilanda rasa gelisah. Antara mempertahankan kehidupan Ayahnya dari pria yang menurut nya sangat gila, atau membuat sahabatnya merasa aman.

Ia tidak pernah merasa tenang sejak kejadian di sekolah saat itu. Apa yang ia ucapkan benar benar spontan keluar dari mulutnya.

Bukannya meminta maaf, ia seperti lari dari kenyataan dan hidup seperti tidak terjadi apa-apa.

Dan sampai sekarang, yang ia tahu adalah, Jisung menjadi lebih sedikit berbicara tapi lumayan ganas dalam bertindak. Perkelahian kemarin, ia tahu bukan Jisung yang memulainya.

Hanya dalam beberapa waktu, aura penuh ketakutan Jisung seakan hilang.

Di satu sisi, ia merasa senang Jisung bisa berani saat tak ada dirinya di samping anak itu. Di sisi lain, ia merasa gundah...apakah Jisung benar benar menginginkan nya kembali. Atau hanya pencitraan belaka?

Semua yang terjadi belakangan ini begitu mengisi pikirannya. Takut dan senang. Semua itu bercampur menjadi satu.

Siapa yang harus ia bela? Siapa yang harus ia jaga? Siapa yang harus ia lawan??

"Jangan buat sesuatu menjadi jauh. Dia butuh dirimu. Hanya dirimu, Chenle. Kalau dia mencari orang lain yang memiliki kepribadian yang sama dengan dirimu. Dia tidak akan menemukannya."

Sungchan terus berbicara walau matanya fokus pada tulisan tulisan di bukunya.

"Seperti nya hyung tau banyak tentang Jisung.."

Ia merasa Sungchan mengetahui sesuatu.

Sungchan mengangkat kedua alisnya sembari tersenyum tipis walau tertutup muka buku.

Little Boy♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang