45. Kakak Beradik

662 62 13
                                    

Senyuman mu yang aku rindu. Tawamu yang ingin aku dengar selalu.

Kemana semua itu pergi, adikku?
Jiwamu seolah pergi, padahal ragamu bersamaku. Dirimu seolah masa lalu, padahal kau bersamaku saat ini. Kau jadi kenangan padahal kau ada disini.

Apa yang ada di benakmu?
Apabila kau mendengar aku sayang padamu?

Apa yang ada di benakmu? Apabila kau mendengar aku sayang padamu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf atas kesalahan penulisan 🦋

HAPPY READING 😾🌤️

Pagi datang tanpa diminta, tapi itu sudah kebiasaannya. Jaemin hari ini memutuskan pulang. Ia punya kelas siang yang akan mulai sekitar 1 setengah jam lagi.

Ia sudah selesai dengan Jisung. Dia sudah makan, minum obat dan ganti baju walau tak ada senyuman yang terpancar hari ini. Sayang sekali tak ada mata bulat sabit untuk ia lihat. Dia lucu saat seperti itu.

Rumah sepi hari ini. Jeno entah kemana perginya. Tidak tahu ada kelas pagi atau dia pergi mencari sarapan di luar sana. Jaemin akan memasak sendiri.

Renjun tentu tidak pulang. Dia mengirim pesan tadi malam, bahwa dia akan lembur. Dan daripada pulang, Renjun akan tidur di kantor saja.

Mark? Jaemin tidak tahu. Dia tidak ada pagi ini.

Tak ada lagi yang perlu ia sebutkan. Lelah. Biasanya dia akan pergi ke kamar bunda dan bercerita banyak hal. Banyak sekali. Sampai sampai ia akan lupa dengan waktu.

Namun hari ini tidak. Dirinya sedang dalam mood yang tidak baik. Ia malas ke kamar Bunda, lalu melihat fotonya yang cantik dan berakhir menangis karena rindu. Ia tidak mau menimbulkan kantung mata untuk kelas nya hari ini.

Semakin lama, kedokteran bukan lagi hal yang ia kejar. Ia merasa langkahnya semakin lambat. Seolah apa yang ia kejar benar-benar bukan untuknya.
Kemana seorang Jaemin yang dulu berkeras hati ingin menjadi dokter spesialis?

Tujuannya mendadak abu-abu. Hidupnya mendadak suram dan berkabut. Langkahnya tak membawanya maju karena bingung. Ia harus kemana?

Pranggg!

Cermin kecil yang ada di mejanya tak sengaja tersenggol. Membuat pecahan-pecahannya berserakan ke bawah meja. Dasar, ia melamun.

Menghela nafas berat, ia berjongkok dan membereskan pecahan itu dengan sebuah kertas.

Ukurannya lumayan besar sehingga ia tidak perlu repot-repot menyapu lagi. Tapi tetap saja Jaemin malas. Ia tidak berniat melakukan ini.

Sampai matanya menangkap sesuatu yang tergeletak di pojok mejanya. Sebuah buku bersampul. Berdebu nampaknya, juga kotor. Benda itu dipenuhi sarang laba-laba. Jaemin bukan orang yang malas bersih-bersih, tapi kenapa di bagian itu sangat kotor?

Little Boy♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang