"Amarah dan keegoisan"
.
Pandangan mereka sama sama tertuju ke sudut. Kosong. Tak ada apapun atau siapapun.
Kepada siapa adiknya bertanya?
Ia mengembalikan atensinya pada sang adik yang terbaring namun masih menunjukkan ke tempat yang sama. Bertanya, siapa orang yang ada disana, padahal tak ada siapapun selain mereka.
Tak mau dikelilingi rasa penasaran yang tak terjawab, ia akhirnya bertanya 'siapa' yang dilihat adiknya itu.
"Bagaimana orang yang kau lihat?" tanyanya dengan rasa penasaran yang muncul.
Ia tidak menoleh ke arah yang adiknya tuju. Mungkin ada sesuatu yang aneh.
"Berambut panjang."
Seorang wanita.
"Menunduk dengan pakaian yang lusuh."
Bagaimana dia mendeskripsikannya?
"Berdiri seperti menatap kesini. Dia marah." Raut wajah sang adik nampak lebih khawatir dari sebelumnya.
Ini sesuatu yang lain. Siapa sebenernya? Ia tidak melihat orang itu. Tapi adiknya bisa.
Apa dia punya indra keenam? Atau ada sesuatu yang salah sejak dia tidak sadar 2 hari lalu? Benar-benar tak ada siapapun dan ia berani menjamin, hanya ada mereka berdua, sejak dua hari lalu.
Sekalipun ada seseorang yang masuk kemari, ia akan tahu. Tak ada orang selain pihak rumah sakit yang bisa masuk ruangan ini sembarangan.
"Sebaiknya kau istirahat. Hyung akan keluar sebentar dan segera kembali." ucapnya dengan nada lebih lembut, berusaha menenangkan adiknya yang menunjuk ke arah yang abu-abu baginya.
Jemari yang berdiri itu turun. Mata sang adik terpejam, sehingga ia memutuskan keluar. Dia perlu banyak istirahat. Mungkin dia mengigau melihat sesuatu yang sebenarnya tak ada.
Tapi aneh tetap saja aneh.
∞
"Dia baik-baik saja. Sedikit meracau, tapi aku menyuruhnya untuk kembali beristirahat. Kapan hyung akan kesini?" Suara demi suara terekam dalam panggilan yang ternyata sudah berjalan cukup lama.
Sang kakak bertanya apakah si bungsu sudah siuman sejak kejadian lalu yang cukup membuatnya panik seperti orang gila.
Walaupun ia tidak suka dengan adiknya itu, tapi ia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya apabila hal seperti ini terjadi. Ia masih mempunyai rasa kemanusiaan jika kalian ingin tahu.
"Soon i will return home. I quickly finished my work. Secepatnya." Jawaban dari telefon terdengar lumayan keras. Suasananya yang senyap di sekitaran koridor menjadi tempatnya untuk mengangkat panggilan.
Ia mengangguk. Semoga saja ini tidak semakin parah. Otaknya masih berusaha mencerna apa yang terjadi sejak 2 hari lalu. Apa yang anak itu lakukan sampai ditemukan tenggelam di sungai malam-malam? Bagaimana jika dia tidak ditemukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boy♪
Teen FictionSetiap orang punya alur nya dengan proporsinya masing masing. Tapi, Jisung rasa alurnya terlalu berat untuk ia lalui sejak belia. Tuhan tidak salah menentukannya kan? Start: 22 Agustus 2021 #3 Yujin #9 Keras #7 Masa #17 Masa #72 perjalanan #21 Sad S...