13. Kali ini tanpa dia

912 70 2
                                    

Aku sendirian. Kau pergi, siapa yang akan bersama ku nanti?


.
.

Happy Reading 💗

Maaf kalo ada typo 🙏🏻




Di kelas yang sepi juga sunyi. Hanya ada dirinya. Dirinya dan keheningan ruangan yang menemani. Jisung sibuk membaca pesan yang baru Chenle kirimkan.

Chenlee🐬

Maaf Jisung :(
Aku sungguh minta maaf

Tidak apa-apa
Aku mengerti

Sungguh aku minta maaf..
Ini sangat mendadak
Ayahku baru memberitahuku

Jisung sedikit kecewa karena Chenle tidak masuk hari ini. Sayang sekali, istirahat nya kali ini tidak menyenangkan. Tangannya dengan lincah kembali mengetik pesan.

Tidak apa Chenle😅
Aku akan menunggumu kembali.


Lalu Jisung mematikan ponselnya. Ia tidak menunggu Chenle menjawabnya. Ia juga tidak peduli ada berapa banyak pesan atau panggilan tak terjawab yang akan ia terima. Ia menelungkup kan kepalanya diatas meja. Bukan untuk menangis, hanya saja ia berharap siang nanti tidak terlalu buruk.

Hoshi sudah jarang mengganggu nya, dan ia sangat bersyukur untuk itu. Terakhir kali ia dikurung, ia merasa begitu buruk. Dan permasalahan nya pun tak selesai saat itu juga. Setelah pulang pun ia mendapat masalah lagi. Sebenci itukah dunia padanya?

"Aku dengar sebentar lagi ujian kenaikan"

Sayup sayup, suara seorang murid terdengar sampai ke telinganya.

"Hey, itu masih 3 bulan lagi. Jangan buat aku takut..."

Ucapan 2 siswa yang lewat di depan kelasnya itu, seketika membawa opini lain. Tentang lomba yang Pak Moon sarankan padanya 2 hari yang lalu.

Dan, ia memutuskan untuk menjalaninya. Iya, dirinya memutuskan untuk mengikuti olimpiade itu.

Menang atau tidak? Ia hanya ingin ini yang terakhir, jika saja bisa. Kelas 12 nanti akan ia gunakan untuk memperdalam materi.

Ya! Itu rencananya.

Jisung mengangkat kepalanya dan berdiri.

Namun, baru saja ia berdiri dari kursinya. Kepalanya terasa sakit, telinganya pun berdenging. Sakit rasanya. Salah satu tangannya langsung memegang kepalanya. Dan satunya lagi berpegang pada meja agar tubuhnya tak tumbang.

Satu menit.

Dua menit.

Tiga menit.

Tik.

Satu tetesan jatuh keatas permukaan meja. Warnanya yang merah kontras menimbulkan perbedaan jelas dengan warna meja.

Jisung yang melihat nya segera membersihkan noda tetesan itu. Mengambil botol obatnya, dan berlari keluar kelas.

Dengan langkah tergesa, ia melewati lorong demi lorong hingga sampai pada toilet sekolah yang lumayan besar dan luas.

Little Boy♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang