She was with me before she left.
.
4 Agustus 2018
Sudah 6 hari Jisung selalu menyelinap keluar untuk menjenguk Jaemin di rumah sakit, berarti itu hampir seminggu dia diam-diam pergi. Dan sudah 6 hari juga Chenle belum masuk sekolah. Jisung mendengar desas desus dari anak kelas sebelah kalau Chenle pergi keluar negeri. Selama itu juga Jisung selalu pulang terlambat, karena ada saja ulah Hoshi dan teman temannya.
Jisung ingin Chenle cepat kembali. Tapi terakhir kali ia dan Chenle bertemu dan berkomunikasi, dia tidak mengatakan apapun. Karena ponsel Jisung mati, dia tak bisa menghubungi Chenle. Pasti Chenle mengirim banyak pesan padanya dan akan mengomel ketika Jisung balik menghubungi. Atau Chenle marah karena dia tak menjawab pesan atau menanyakan kabar? Bahaya!
Sekarang, Jisung berada di tempat Doyoung. Tentu datang untuk pemeriksaan rutin. Atau mungkin dokter itu punya sesuatu yang harus dibicarakan dengan Jisung. Ada banyak kemungkinan yang terjadi.
Jisung duduk di sofa ruang tamu rumah milik Doyoung. Rumahnya tidak mewah, tapi nyaman..lebih ke elegan. Entahlah, Jisung tak tahu menahu tentang desain interior rumah seperti ini.
Tap tap
Langkah kaki terdengar dari ruangan di seberangnya. Itu Doyoung. Dia kembali sembari membawa secangkir teh hangat, mungkin, dan segelas susu.
Dia berjalan dengan senyuman cerah di wajahnya, juga mata sipit seperti kucing. Menarik.
Dia meletakkan nampan itu di meja kaca tepat didepan Jisung. Meletakkan satu satu minuman tersebut dengan hati hati. Dan duduk di sebelahnya.
"Lama kau tidak kemari, apa kau sibuk dengan sekolah sampai lupa dengan hyung?" Tanya Doyoung. Dia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.
Jisung memutar-mutar bola matanya. "Tidak juga.." ia memelankan suaranya. "Aku sedang tidak bersemangat. Mungkin aku lupa kalau sudah lama tidak melakukan pemeriksaan dengan hyung."
Doyoung terkekeh kecil dengan apa yang Jisung katakan. "Seperti nya kau banyak pikiran. Sesekali kau harus berfokus pada kesehatan mu."
Jisung mengangguk mengerti. Membuat Doyoung memainkan pipinya. "Minumlah susu nya, aku tahu kau suka. Karena itu aku menyediakan nya dirumah"
Jisung menatap Doyoung yang ada disebelah nya. "Hyung tidak suka susu?" tanyanya. Mukanya begitu lucu di mata Doyoung. Ingin sekali Doyoung peluk erat remaja di kini menatapnya.
"Tidak juga. Hyung suka, tapi hyung lebih suka kopi atau teh." ujarnya dengan yakin dan pasti. "Dan kau tidak terlalu suka kopi, jadi jika saja kau bosan teh...aku punya susu di rumah untuk ku sajikan pada anak menggemaskan seperti mu" Padahal Jisung mau-mau saja minum air mineral atau teh.
"Tapi aku bisa saja minum itu kan, hyung?" tanya Jisung lagi.
Doyoung mengangguk.
"Ngomong-ngomong, kau minum obat dengan teratur kan? Atau kau meminumnya seminggu hanya 1 kali seperti dulu?" Doyoung menanyakan itu dengan nada bicara mengintrogasi. Siapa tahu, Jisung menyalahi aturan yang ia buat.
Jisung menggeleng dengan cepat, juga raut wajahnya yang berubah. "Tidak! A...ku tidak mungkin melakukannya"
Doyoung mendekatkan wajahnya. Menampilkan smirk tipisnya pada Jisung dan memicingkan matanya. "Benarkah??"
Jisung mengangguk cepat dengan wajah resah. Oke, Doyoung percaya. Dia menjauhkan wajahnya dari wajah Jisung. "Minumlah selagi masih hangat"
Jisung mengangguk, lagi. Dan mengambil gelas sedang berisi susu vanilla. Entahlah.. Jisung tak tahu dia suka susu rasa apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boy♪
Teen FictionSetiap orang punya alur nya dengan proporsinya masing masing. Tapi, Jisung rasa alurnya terlalu berat untuk ia lalui sejak belia. Tuhan tidak salah menentukannya kan? Start: 22 Agustus 2021 #3 Yujin #9 Keras #7 Masa #17 Masa #72 perjalanan #21 Sad S...