[2]

42K 1.3K 9
                                    

BAB 2 [TINGGAL BERSAMANYA?!!]

HAPPY READING:)

____________________________________

_______________________

Kicauan burung-burung di pagi hari ini membuat suasana menjadi tenang. Embun pun masih melekat di dedaunan maupun pepohonan. Membuat suasana di hari sabtu pada pukul 06:50 WIB pagi ini menjadi sejuk dan damai.

"Eungh." Lenguhan seorang gadis terdengar di sebuah kamar dengan nuansanya yang temaram.

Rania. Ya gadis itu adalah Rania. Ia mengernyit ketika merasakan sebuah tangan di atas perutnya dan napas hangat yang menerpa lehernya.

Eh tunggu dulu tangan?

Rania mengerjap-erjap pelan matanya, untuk menyesuaikan cahaya.

"Sudah bangun, baby?"

Tubuh Rania menegang, ia merasakan kalau suara itu sangat-sangat dekat dengan dirinya. Ketika ia menengok ke samping, betapa terkejutnya ia saat melihat sang kakak kelasnya berada di sampingnya dengan wajah yang sangat dekat dengan wajahnya.

"Kak Gio?"

Gio tersenyum tipis, dia menyusupkan kepalanya ke leher gadisnya itu dan mengecup basah leher jenjang nan putih tersebut. Gio menjilat panas leher Rania dengan lidahnya yang panas.

Tubuh Rania meremang. 'enggak! Ini gak bener! Kata bunda Yemi cewek sama cowok gak boleh tidur bareng, apalagi sampe peluk-pelukkan!' Batin Rania berteriak.

"Ugh." Gio menggeram.

Rania tersentak. Dia bahkan tidak menyadari kalau Gio sudah berada DI ATAS TUBUHNYA!! 'Enggak. Ini gak bener! Bunda Yemi tolongin Nia bundaaaa!!!' Rania hanya mampu berteriak di dalam hatinya.

Karena jujur saja, Rania sangat takut sekarang. Gio seperti Macan yang sedang menyantap makanan yang sangat lezat.

"K-kakh... Eunghh berhenti kakh." Ucap Rania dengan napas yang terengah-engah. Matanya sudah memanas, siap untuk mengeluarkan air matanya.

Tangan mungilnya berusaha mendorong bahu tegap Gio sekuat tenaga. Namun, bahu itu tidak terdorong sedikit pun.

Gio tidak peduli. Bibirnya masih terus menggigit dan menghisap leher putih tersebut. Cowok itu juga mencium bahu dan tulang selangka gadis itu.

Gio menggigit kecil leher Rania, lalu menghisapnya kuat. Bibirnya pindah ke bahu Rania yang terekspos dikarenakan tali baju terusan putih tipisnya yang sudah ia kesampingkan.

Gio mencium, menjilat dan menghisap kuat bahu putih Rania. Bibirnya kemudian menyusuri semua leher putih itu sampai bibirnya berhenti di kiri bahu Rania. Ia membuat tanda kepemilikan lagi di sana.

"K-kakh b-berhenti kakh hiks." Runtuh sudah dinding pertahanan Rania untuk tidak menangis. Jujur, dia sangat takut sekarang .

Rania takut kalau Gio akan memakannya sama seperti yang ada di film-film Amerika. Rania takut kakak kelasnya itu akan menggigitnya dahulu, kemudian Gio akan membunuhnya dengan sebuah pisau berkarat lalu tubuhnya akan di cincang, setelah itu Gio memakan tubuhnya.

Berhasil. Gio berhenti dari kegiatannya menggigit leher Rania. Ia mengangkat kepalanya untuk melihat wajah gadis pujaan hatinya itu.

Gio terkekeh. Bibirnya beralih ke telinga Rania, ia menjilat dan mengulum daun telinga Rania. Dia berbisik seksi, "Berhenti? Oke."

Gio mengangkat kepalanya dari telinga Rania. Ia memandang lembut wajah Rania yang memerah karena menangis juga ketakutan.

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang